Soloraya
Rabu, 8 Desember 2021 - 18:40 WIB

Libur Nataru, Objek Wisata di Klaten Boleh Buka

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati objek wisata air Umbul Ponggok di Klaten, Minggu (10/10/2021). Objek wisata di Klaten kembali diizinkan beroperasi dengan sejumlah persyaratan salah satunya pembatasan pengunjung maksimal 25 persen dari kapasitas. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Objek wisata tetap diizinkan beroperasi selama libur Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Meski demikiam,  Pemkab Klaten masih menunggu ketentuan pembatasan dari pemerintah pusat yang diterapkan selama libur Nataru mendatang.

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan objek wisata diizinkan beroperasi dengan pembatasan selama libur Nataru.

Advertisement

“Pembatasan seperti menerapkan aplikasi Peduli Lindungi atau mewajibkan pengunjung menunjukkan kartu vaksinasi serta tetap menjaga jarak. Untuk ketentuan pembatasan pengunjung masih menunggu keluarnya instruksi Menteri Dalam Negeri [Mendagri],” kata Nugroho kepada Solopos.com, Rabu (8/12/2021).

Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, PKL Alun-Alun Wonogiri Belum Lega

Advertisement

Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, PKL Alun-Alun Wonogiri Belum Lega

Camat Polanharjo, Joko Handoyo, mengatakan masih menunggu keluarnya instruksi tentang pembatasan yang diterapkan selama libur Nataru setelah rencana penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dibatalkan.

Polanharjo menjadi salah satu wilayah yang terdapat banyak objek wisata terutama wisata air seperti Umbul Ponggok, Umbul Manten, dan lain-lain. “Kami akan ikuti aturannya. Saat ini kami menunggu aturan dari instruksi Mendagri atau instruksi bupati,” kata dia.

Advertisement

Baca Juga: Sukarelawan Wonogiri Diterjunkan ke Lokasi Bencana Gunung Semeru

Sutomo mengatakan di Rawa Jombor saat ini ada 46 perahu tradisional wisata yang beroperasi. Selain itu, ada tujuh speed boat. Sejak memasuki musim hujan, perahu maupun speed boat kerap libur alias tak beroperasi.

“Sementara ini kami banyak liburnya. Kalau cuaca cerah, kami biasanya buka. Tetapi kalau sudah mendung apalagi hujan, kami tutup tidak beroperasi,” kata Sutomo.

Advertisement

Sebelum memasuki musim hujan dan revitalisasi bergulir, Sutomo bisa meraup omzet Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari ketika libur akhir pekan untuk pengoperasian perahu tradisional. Sementara, pada hari kerja atau Senin-Jumat, rata-rata omzet yang diterima Rp200.000-Rp500.000 per hari.

Baca Juga: Kemenpan RB Visitasi Perubahan IAIN Salatiga Jadi UIN Salatiga

“Berhubung cuaca saat ini kerap hujan, banyak liburnya. Mudah-mudahan pada libur Nataru nanti pengunjungnya bisa meningkat dan bisa menjadi bonus bagi kami,” kata Sutomo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif