SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), disambut ratusan warga saat mengunjungi Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, dalam rangkaian Safari Ramadan di wilayah Jawa Tengah, Kamis (6/4/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)
Solopos.com, KLATEN — Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, mengunjungi dan lihat langsung kondisi Desa Wisata Sidowarno yang terkenal dengan kerajinan wayang kulitnya di Kecamatan Wonosari, Klaten, Kamis (6/4/2023) siang.
Selain mendengarkan langsung aspirasi warga di ujung timur Klaten itu, AHY melihat lebih dekat aktivitas para perajin di desa yang dikenal sebagai sentra perajin wayang kulit itu.
Salah satu urat nadi warga Sidowarno khususnya di Dukuh Butuh yakni kerajinan tatah sungging, kerajinan wayang kulit. Jasa para perajin di kampung itu diandalkan para dalang kondang.
Belakangan, desa tersebut berkembang menjadi desa wisata bernama Desa Wisata Wayang. Pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, Sidowarno terpilih menjadi salah satu dari 75 desa wisata terbaik di Indonesia.
AHY mengunjungi dan lihat aktivitas warga Desa Sidowarno, Klaten, dalam rangkaian Safari Ramadan 2023. Kunjungan dipusatkan di Joglo Omah Wayang, Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Klaten. AHY datang bersama istrinya, Annisa Pohan, dan sejumlah petinggi Partai Demokrat.
Kedatangan AHY disambut antusias ratusan warga yang meneriakkan nama AHY sambil mengibarkan bendera merah putih. Emak-emak yang berdatangan sejak siang tak menyianyiakan kesempatan untuk bersalaman hingga berfoto dengan putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Pada kesempatan itu AHY bersama Annisa melihat lebih dekat proses pembuatan wayang kulit. AHY sempat menjajal melakukan tatah sungging dalam proses pembuatan wayang kulit.
Selain proses pembuatan wayang kulit, AHY bersama Annisa melihat kerajinan payet busana adat Jawa bikinan warga Sidowarno dan kerajinan lainnya yang merupakan kekayaan budaya bangsa.
Setelah lihat langsung desa wisata itu, AHY secara khusus mengapresiasi warga Sidowarno, Klaten, yang menjaga kelestarian budaya dalam bentuk kerajinan wayang kulit. Dia mendorong semangat warga melestarikan budaya itu terjaga dari generasi ke generasi.
Untuk menjaga semangat itu, AHY menilai perlu penguatan-penguatan termasuk dalam bentuk akses modal agar para perajin itu terus berproduksi dengan baik. Tak hanya merambah pasar lokal, AHY mendorong produk kerajinan asal Sidowarno, Klaten, itu bisa menggaet pasar mancanegara termasuk wisatawan asing datang langsung ke Sidowarno.
“Kami berharap masyarakat Desa Sidowarno memiliki keunggulan sekaligus kemandirian ekonomi melalui produk yang dipasarkan dengan baik,” kata AHY saat ditemui wartawan di sela kunjungan tersebut.
Ditanya kesannya ketika menjajal tatah sungging, AHY menyampaikan rasa salutnya kepada para perajin. AHY menilai perlu keterampilan khusus yang terus diasah untuk bisa membikin mahakarya wayang kulit.
“Tentunya sudah puluhan tahun [para perajin menekuni pembuatan wayang kulit]. Sangat detail dan mereka sangat sabar. Sekali lagi saya mengapresiasi ini,” kata AHY.
AHY menjelaskan pelestarian kerajinan wayang kulit di era serba modern tentu tak mudah. Sering kali kekhasan lokal terabaikan.
“Apalagi ini mahakarya sebenarnya. Kalau di luar negeri segala sesuatu yang dibuat dengan handmade sangat mahal. Sering kali kita justru kurang mengoptimalkan padahal kita punya. Di sini saya berharap keberpihakan jajaran Partai Demokrat untuk terus berkontribusi kepada UMKM khususnya para perajin wayang kulit,” jelas AHY.
Saat kunjung desa wisata Sidowarno, Klaten, itu, AHY menyerap aspirasi, salah satunya dari warga yang berharap dukungan terhadap perkembangan desa wisata wayang. Salah satu perwakilan warga Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Rujito, menjelaskan Dukuh Butuh kerap kedatangan turis asing untuk melihat lebih dekat proses pembuatan wayang kulit.
Namun, para perajin yang terkendala dalam permodalan sehingga tak bisa menyetok wayang kulit. Kondisi itu kerap membikin turis kecewa.
“Untuk ada semacam stok wayang itu perlu modal. Hasil dari pembuatan wayang dari perajin itu habis untuk beli beras. Sehingga tidak bisa sampai membuat stok. Makanya kami memohon dari Pak AHY atau dari pihak yang terkait memikirkan,” kata Rujito.
Selain wayang kulit, sebagian warga dukuh tersebut menjadi perajin payet hiasan baju adat Jawa secara turun temurun. Lebih dari 30 warga menjadi perajin payet.
“Kami berharap ke depan kami bisa berkembang dan semakin banyak dikenal. Kami ingin membuat koperasi perajin bordir payet. Selama ini belum ada paguyuban maupun koperasi. Kami berharap bisa difasilitasi untuk membentuk koperasi tersebut,” kata salah satu perajin bordir payet di Sidowarno, Sumardi, 50.
Ketua DPC Partai Demokrat Klaten, One Krisnata, menjelaskan kunjungan AHY ke Klaten menjadi rangkaian Safari Ramadan di Jawa Tengah dimulai dari Brebes, Semarang, Boyolali, Sragen, Solo, dan kali terakhir di Klaten.
“Rangkaian kegiatan di Klaten pertama di Sidowarno kemudian dilanjutkan ke Mlinjon [Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah] di Kampung Ramadan, setelah itu berkumpul dengan milenial di kota juga,” kata One.
One mengatakan kunjungan ke Desa Sidowarno sebagai bentuk kontribusi Partai Demokrat terhadap seni dan budaya asli Indonesia. “Seni tradisional merupakan wajah dari bangsa ini sehingga generasi muda dan berikutnya perlu dikenalkan agar tidak lupa. Pak AHY sebagai calon pemimpin bangsa harus memahami tentang arti pentingnya seni tradisional bangsa kita,” jelas One.
One juga menjelaskan pada kunjungan kali ini ada diskusi khusus antara AHY dan jajaran petinggi Partai Demokrat dengan milenial di Klaten. AHY ingin menyerap aspirasi secara langsung dari para millenial khususnya di Klaten yang selama ini dinilai masih kurang terdengar.