Soloraya
Selasa, 1 Juni 2010 - 16:18 WIB

Limbah dibersihkan, warga tetap tuntut ganti rugi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Limbah cair di Dukuh Suko Desa Sukosari, Jumantono, yang dipersoalkan warga selama beberapa waktu terakhir ahirnya dibersihkan. Namun masyarakat yang merasa dirugikan keberadaan limbah itu tetap meminta kompensasi.

Kepala Desa (Kades) Sukosari, Ramelan, dalam penjelasannya kepada Espos mengatakan proses pembersihan lahan dilakukan Senin (31/5). Tetapi menurut dia pemindahan material buangan itu tidak serta merta menyelesaikan permasalahan karena sejumlah warga dirugikan secara materiil.

Advertisement

“Akibat limbah tersebut, ada dari masyarakat yang kehilangan belasan tanaman jatinya karena mati. Wajar kalau kemudian mereka meminta kompensasi sebagai ganti kerugian,” ungkapnya di Desa Sukosari, Selasa (1/6).

Ramelan menegaskan pula warga menuntut agar lokasi pembuangan limbah ditutup total agar ke depan tidak dimanfaatkan lagi untuk kegiatan serupa.

Terpisah Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Karanganyar, Sandimin, menyatakan persoalan antara pemilik lahan dan Pemkab telah selesai terkait limbah di Soko. Namun menyangkut ganti rugi, pihaknya meminta hal itu diselesaikan para pihak bersangkutan. Pemdes Sukosari, ujarnya, bisa menjadi penengah guna mempertemukan warga dengan pemilik lahan.

Advertisement

“Kalau BLH intinya meminta dibersihkan. Mereka juga sudah kami beri peringatan agar masalah seperti ini jangan sampai terulang lagi. Soal warga yang meminta ganti kerugian, kami berharap bisa diselesaikan sendiri oleh warga yang dirugikan dan pihak yang merugikan, dengan bantuan desa.”

Seperti diketahui, limbah yang semula dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk cair di lingkungan Dukuh Soko Desa Sukosari dikeluhkan masyarakat karena berbagai dampak buruk yang ditimbulkan.

Selain bau tidak sedap yang sangat menyengat, limbah yang sama diduga telah mengakibatkan pencemaran lingkungan. Hal itu di antaranya dibuktikan kematian belasan batang tanaman keras warga di sekitar lokasi serta beberapa warga dilaporkan mengalami gejala sesak napas.

Advertisement

try

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif