SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Baru dua hari tinggal di selter di Bumi Perkemahan Kepurun Kecamatan Manisrenggo, para pengungsi letusan Merapi warga Desa Balerante, Kecamatan Kemalang sudah dipusingkan dengan terputusnya aliran listrik akibat habisnya pulsa prabayar. Warga juga bimbang lantaran belum mendapat kepastian seberapa lama mereka bisa mengakses listrik gratis.

Sementara pada Kamis (17/2), Dinsosnakertrans Klaten menyerahkan jatah hidup (Jadup) untuk 573 penghuni selter senilai Rp 5.000 per kepala per hari selama 30 hari. Kadus I Desa Balerante, Jainu mengatakan sedikitnya lima unit selter mengalami mati lampu karena pulsa prabayarnya senilai Rp 5.000 habis. “Mungkin karena lampu dihidupkan terus jadi pulsanya cepat habis,” jelasnya kepada wartawan di Klaten, Kamis.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurutnya, warga yang mengadu listriknya mati dicek barangkali ada yang salah dengan sambungan listriknya. Setelah dipastikan listrik terputus karena pulsanya habis, warga bersangkutan diberi uang dari sumbangan para donator untuk membeli setrum isi ulang. “Karena sampai saat ini belum ada jawaban atau solusi dari pemerintah terkait pemenuhan kebutuhan listrik, ya kami ambilkan uang dari sumbangan donator.”

Lebih lanjut, Jainu mengatakan warga sudah menerima Jadup yang diserahkan Dinsosnakertrans. Dia menjelaskan Jadup digunakan warga untuk memulai hidup mandiri setelah hidup berpindah-pindah dari satu pengungsian ke pengungsian lain selama lebih dari tiga bulan. Meski demikian, pihaknya tetap berharap ada solusi supaya pemerintah menggratiskan listrik di selter hingga warga benar-benar bisa memulihkan perekonomian.

Salah seorang penghuni selter, Tukiyam Harso Wiyono, 60, mengatakan listrik sangat dibutuhkan warga khususnya untuk penerangan di malam hari. Warga Ngipiksari, Balerante itu mengaku kesulitan jika diharuskan membeli setrum isi ulang sendiri lantaran ia hanya tinggal berdua bersama tetangganya yang yang sama-sama sudah lanjut usia. “Uang tidak punya terus belinya di mana kula nggih mboten mudeng,” jelasnya.

Humas APJ PLN Klaten, Santosa menuturkan pemasangan jaringan serta meteran listrik di selter ditanggung oleh PLN dan menghabiskan dana sekitar Rp 170 juta. “Termasuk token perdana Rp 5.000 untuk memastikan listrik menyala. Jika habis bukan tanggung jawab PLN lagi, tapi kami serahkan kepada pengelola selter.” Menurutnya token prabayar bisa dibeli di seluruh tempat pembayaran listrik dengan nilai pulsa beragam.

Koordinator Penanganan Pengungsi Satlak PB Klaten, Joko Rukminto mengatakan pemenuhan kebutuhan listrik untuk penghuni selter dikoordinasikan kepada BNPB serta BPBD Jateng. “Kami mengusulkan listrik di selter dipihaki atau digratiskan selama penghuni selter belum mapan ekonominya,” jelasnya.

rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya