SOLOPOS.COM - PMI Klaten menyerahkan bantuan merespons bencana gempa bumi Cianjur, Jawa Barat, Jumat (14/1/2023). (Istimewa/PMI Klaten)
Solopos.com, KLATEN – Palang Merah Indonesia atau PMI Klaten mengirimkan bantuan logistik untuk para korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Selain logistik kebutuhan sehari-hari, PMI juga mengirimkan satu unit sepeda motor trail.
Pengiriman bantuan logistik tahap kedua itu diserahkan langsung oleh Ketua PMI Klaten, Purwanto Anggono Cipto, didampingi pengurus PMI Klaten, Jumat (14/1/2023). Bantuan logistik yang dikirimkan di antaranya susu dan makanan bayi, biskuit, minyak goreng, terigu, selimut, pampers, pembalut, peralatan mandi, dan lain-lain.
Nilai total bantuan logistik yang dikirimkan kali ini sekitar Rp17 juta. Bantuan-bantuan tersebut berasal dari donasi warga Klaten yang disalurkan melalui PMI Klaten.
Selain logistik, PMI Klaten juga menyerahkan satu unit sepeda motor bantuan untuk PMI Cianjur guna menangangi korban gempa Cianjur. “Untuk sepeda motor trail dimaksudkan untuk memudahkan saat bertugas di medan yang sulit dijangkau kendaraan lain,” kata Purwanto, Selasa (17/1/2023).
PMI Klaten juga mengirimkan tim psychosocial support programme (PSP) untuk pendampingan mental korban gempa bumi Cianjur. Tim itu bertugas selama lima hari.
Bantuan yang dikirimkan PMI Klaten sudah kali ketiga sebagai respons atas bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur. Selain pengiriman bantuan logistik, sebelumnya PMI Klaten mengirimkan tim pelayanan kesehatan keliling.
Atas respons tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, memberikan penghargaan kepada PMI Klaten. Penghargaan diserahkan lantaran PMI Klaten dinilai sebagai lembaga yang sangat berkomitmen untuk melakukan upaya kemanusiaan dalam respons darurat bencana gempa bumi Cianjur pada 2022.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 5.6 Mw dengan kedalaman 10 km di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terjadi pada 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. Gempa ini dirasakan hingga Bandung, DKI Jakarta, Tangerang, Rangkasbitung, dan Lampung.
Ratusan orang meninggal dunia akibat bencana alam tersebut. Sedangkan jumlah bangunan rumah yang rusak akibat gempa itu mencapai hampir 20.000 unit, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. Begitu juga dengan infrastruktur dan fasilitas umum lainnya.