SOLOPOS.COM - Longsor di Dusun Serut, Desa Pare, Selogiri, Minggu (6/1/2013). (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Longsor di Dusun Serut, Desa Pare, Selogiri, Minggu (6/1/2013). (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI--Bencana longsor rupanya belum mau menjauh dari Kabupaten Wonogiri. Pada Minggu dan Senin (6-7-2013) dini hari kembali terjadi longsor.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sejumlah infrastruktur tercatat mengalami kerusakan.  Di Kecamatan Giriwoyo, longsor di Dusun Ngampuan, Desa Platarejo mengubur rumah warga setempat, Wagiyo, 56, dan sebagian rumah Partono, 58. Tragisnya, Wagiyo sedang dalam persiapan menghelat resepsi pernikahan sang anak yang rencananya dilaksanakan Senin malam.

“Rumah Wagiyo terkubur semua, bahkan termasuk perabotan untuk acara pernikahan. Hari ini [Senin] tarub digulung semua. Untungnya tidak ada korban jiwa,” jelas Camat Giriwoyo, Sariman, saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Dia menambahkan longsor di Desa Platarejo tersebut dipicu hujan deras pada Minggu sejak pukul 18.30 WIB sampai malam. Tanah di tebing yang berada dekat rumah Wagiyo dan Partono kemudian longsor Senin sekitar pukul 04.00 WIB. Total kerugian akibat peristiwa longsor tersebut diperkirakan mencapai Rp65 juta.

Sariman mengaku telah meminta enam keluarga yang tinggal di sekitar tebing yang longsor untuk sementara waktu mengungsi. Menurut dia, longsor susulan berpotensi kembali terjadi.

Data Kerugian

Sedangkan di Kecamatan Selogiri, talut jalan sepanjang 10 meter (m) dan tinggi 1 m di Dusun Blewah, Desa Gemantar, longsor karena hujan deras yang terjadi Minggu malam. Masih di kecamatan tersebut, longsor juga terjadi di Dusun Ngelo dan Dusun Gunan, Desa Jendi. Akibatnya pelataran rumah warga terkikis selebar 3 m sehingga nyaris menutup jalan kampung dan talut sungai kecil di tengah sawah jebol.

Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat dijumpai di kantor kecamatan setempat, Senin, mengatakan telah meminta perangkat untuk mendata kerugian, khususnya yang bersinggungan langsung dengan kondisi infrastruktur seperti jalan, talut sungai, dan saluran irigasi. Sejauh ini, dia mengatakan kerugian akibat kerusakan infrastruktur bisa lebih dari Rp100 juta.

Seperti dituturkan Kades Gemantar, Sunarno, kerusakan di talut jalan sepanjang 10 m membutuhkan biaya besar untuk diperbaiki. “Kalau menuruti kerugiannya bisa sampai ratusan juta. Sementara ini warga kerja bakti membenahi sebisanya. Kendaraan roda empat belum bisa lewat, padahal lebar jalan sampai 4 meter,” ungkap Sunarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya