SOLOPOS.COM - Kondisi jalan utama Simo-Klego di Desa Tanjung, Kecamatan Klego, Boyolali, yang ditutup akibat longsor. Foto diambil Jumat (10/2/2023). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Jalan utama Simo-Klego terpaksa ditutup sebulan untuk proses perbaikan setelah bencana longsor, tepatnya di Dukuh Ngablak, Desa Tanjung, Kecamatan Klego, Boyolali, pada Kamis (9/2/2023) lalu.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali menargetkan jalan dapat digunakan warga kembali pada Maret 2023. Kepala DPUPR Boyolali, Ahmad Gojali, mengungkapkan setelah kejadian tanah longsor tersebut, DPUPR, Dinas Perhubungan (Dishub), dan instansi terkait melakukan penutupan jalan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kemudian semua kendaraan dialihkan ke Jl Senopati. Namun, ia meminta masyarakat hati-hati karena jalan tersebut licin saat dan setelah hujan. Penanganan selanjutnya menggunakan anggaran dari unit reaksi cepat (URC) untuk membangun talut di lokasi longsor.

“Untuk talut kami usahakan tangani, mungkin dalam satu-dua hari ini sudah berjalan. Sehingga diharapkan satu bulan [ke depan] lalu lintas sudah bisa lewat situ lagi dengan catatan kapasitas sesuai kelas jalan, maksimal delapan ton,” ujarnya saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Bupati Boyolali, Senin (13/2/2023).

Gojali melanjutkan saat jalan utama Simo-Klego, Boyolali, dibuka lagi nanti, kendaraan dengan kapasitas lebih dari delapan ton akan dipersilakan untuk lewat jalan alternatif.

Lebih lanjut, Gojali memerinci total anggaran dari URC senilai Rp200 juta akan digunakan untuk membangun talut dengan panjang 13 meter dan tinggi 6,5 meter. Sedangkan jalan yang longsor sepanjang 10 meter dengan tinggi 6,5 meter.

Gojali menyatakan selama proses pembuatan talut, jalan utama Simo-Klego masih ditutup total. Setelah selesai, nantinya masyarakat bisa lewat jalan tersebut namun hanya separuh badan jalan.

“Kemudian untuk penanganan jalannya nanti, kami memang di situ ada anggaran dari Bankeu, ada draf kami untuk bisa mengerjakan di sana. Namun, saat ini anggarannya belum turun,” ungkapnya.

Risiko Keselamatan

Senada, Kepala Dishub Boyolali, M Arief Wardianta, mengungkapkan sesaat setelah kejadian tim dari Satlantas Polres Boyolali, Dishub, DPUPR, Kecamatan Simo, dan instansi lainnya langsung memasang barrier untuk pengamanan.

Kemudian, dengan pertimbangan risiko keselamatan pengguna jalan, jalan utama Simo-Klego ditutup oleh Satlantas Polres Boyolali walaupun bisa dilewati kendaraan roda dua.

“Bukanya mungkin setelah perbaikannya memenuhi syarat. Misal dipaksakan bisa timbul korban yang lebih membahayakan,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin.

Sebelumnya, talut jalan utama Simo-Klego, Boyolali, longsor tepatnya di Dukuh Ngablak, Desa Tanjung, Kecamatan Klego, Kamis (9/20/2023) sore. Jalan yang mengalami longsor berbatasan langsung dengan Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Boyolali.

Menurut salah satu warga Kedunglengkong, Muhamad Khoirudin, peristiwa longsor terjadi Kamis sekitar pukul 16.00 WIB. Sebab ketika dirinya mendatangi lokasi itu pada Kamis sekitar pukul 16.30 WIB, kondisinya sudah longsor.

Lokasi longsor tepat berada di tikungan jalan utama penghubung Simo-Klego, Boyolali, itu. Dari pantauan Solopos.com, jalan tersebut berada di antara bukit dan jurang. Longsor terjadi di sisi jurang, sehingga sebagian badan jalan ikut terkikis.

Sebagian badan jalan juga terlihat sedikit ambles. Diduga longsor terjadi karena tekanan air yang tinggi, yang datang dari sisi bukit. Terlebih pada beberapa hari terakhir turun hujan cukup deras di lokasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya