SOLOPOS.COM - Warga Dusun Pengkok dan Pondok, Beruk, Jatiyoso, Karanganyar, berjalan menyusuri jalur setapak di punggung bukit, yang digunakan sebagai jalur alternatif menuju Ngantirejo, Beruk, Minggu (14/2/2016). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Longsor Karanganyar tepatnya di Beruk Jatiyoso membuat warga setempat terisolasi.

Solopos.com, KARANGANYAR – Tiga perempuan terlihat berjalan sambil menggendong barang bawaan di punggung, Minggu (14/2/2016) siang. Mereka menyusuri jalur setapak di lereng bukit dekat lokasi longsor di Dusun Tasin, Desa Beruk, Jatiyoso, Karanganyar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka adalah warga Dusun Pondok, Beruk, yang tengah dalam perjalanan menuju Dusun Ngantirejo, Beruk. Mereka membawa hasil bumi, seperti ketela dan kentang, untuk dijual.

Jalur itu hanya bisa dilalui satu per satu orang lantaran lebarnya tak sampai setengah meter. Di salah satu sisi jalan setapak tersebut terdapat jurang dengan kedalaman belasan meter.

Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB saat Waginem dan dua tetangganya berpapasan dengan awak media. “Jalan kaki dari Pondok. Tadi berangkat jam 08.30 WIB,” ujar Waginem.

Bulir-bulir keringat terlihat di dahi dan leher Waginem. Napasnya yang terengah menunjukkan betapa lelahnya perempuan itu. “Tolong jembatannya dibangun lagi, capai kalau jalan kaki,” imbuh dia.

Waginem rela berjalan kaki berjam-jam menuju Dusun Ngantirejo supaya bisa menjual hasil buminya, sekalian membeli beberapa barang kebutuhan pokok untuk persediaan di rumah.

Tak hanya Waginem, sejumlah warga lain dari Pengkok dan Pondok, siang itu menuju Ngantirejo. Selain untuk menjual sayur mayur dan hasil bumi, mereka membeli barang kebutuhan pokok.

Seperti yang dilakukan Widodo bersama istrinya. Mereka kompak menggendong hasil bumi berupa ketela dari rumahnya di Pengkok. “Ini ketela mas, mau dijual di Ngantirejo,” tutur dia.

Jarak rumah Widodo dengan Dusun Ngantirejo tak sejauh rumah Waginem yang berada di puncak bukit. Tapi musibah tanah longsor sejak pekan lalu dirasakan warga sangat merepotkan.

Biasanya warga bisa mengangkut sayur mayur dan hasil bumi menggunakan sepeda motor. Tapi sejak material longsor menutup jalan, warga harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak.

Di sisi lain, bantuan logistik dari para dermawan terus berdatangan di Posko Bencana Longsor di Dusun Ngantirejo, Beruk. Bantuan tersebut mulai disalurkan ke warga Pengkok dan Pondok.

Bantuan berupa barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, gula, teh, dan mi instan. Suplai logistik dilakukan para sukarelawan bersama perwakilan warga dua dusun.

Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Nugroho, menjelaskan bantuan logistik baru dari para dermawan. Pihaknya masih fokus penyediaan logistik untuk operasional tim gabungan.

“Jumlah bantuan terus berubah lantaran terus berdatangan dari pihak ketiga. Mulai hari ini [Minggu] bantuan-bantuan ini kami distribusikan kepada warga Pengkok dan Pondok,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya