Soloraya
Senin, 15 Februari 2016 - 11:00 WIB

LONGSOR KARANGANYAR : Dampak Longsor Beruk, Warga Berjalan 2 Jam Sambil Gendong Hasil Bumi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dusun Pengkok dan Pondok, Beruk, Jatiyoso, Karanganyar, berjalan menyusuri jalur setapak di punggung bukit, yang digunakan sebagai jalur alternatif menuju Ngantirejo, Beruk, Minggu (14/2/2016). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Longsor Karanganyar tepatnya di Beruk Jatiyoso membuat warga setempat terisolasi.

Solopos.com, KARANGANYAR – Tiga perempuan terlihat berjalan sambil menggendong barang bawaan di punggung, Minggu (14/2/2016) siang. Mereka menyusuri jalur setapak di lereng bukit dekat lokasi longsor di Dusun Tasin, Desa Beruk, Jatiyoso, Karanganyar.

Advertisement

Mereka adalah warga Dusun Pondok, Beruk, yang tengah dalam perjalanan menuju Dusun Ngantirejo, Beruk. Mereka membawa hasil bumi, seperti ketela dan kentang, untuk dijual.

Jalur itu hanya bisa dilalui satu per satu orang lantaran lebarnya tak sampai setengah meter. Di salah satu sisi jalan setapak tersebut terdapat jurang dengan kedalaman belasan meter.

Advertisement

Jalur itu hanya bisa dilalui satu per satu orang lantaran lebarnya tak sampai setengah meter. Di salah satu sisi jalan setapak tersebut terdapat jurang dengan kedalaman belasan meter.

Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB saat Waginem dan dua tetangganya berpapasan dengan awak media. “Jalan kaki dari Pondok. Tadi berangkat jam 08.30 WIB,” ujar Waginem.

Bulir-bulir keringat terlihat di dahi dan leher Waginem. Napasnya yang terengah menunjukkan betapa lelahnya perempuan itu. “Tolong jembatannya dibangun lagi, capai kalau jalan kaki,” imbuh dia.

Advertisement

Tak hanya Waginem, sejumlah warga lain dari Pengkok dan Pondok, siang itu menuju Ngantirejo. Selain untuk menjual sayur mayur dan hasil bumi, mereka membeli barang kebutuhan pokok.

Seperti yang dilakukan Widodo bersama istrinya. Mereka kompak menggendong hasil bumi berupa ketela dari rumahnya di Pengkok. “Ini ketela mas, mau dijual di Ngantirejo,” tutur dia.

Jarak rumah Widodo dengan Dusun Ngantirejo tak sejauh rumah Waginem yang berada di puncak bukit. Tapi musibah tanah longsor sejak pekan lalu dirasakan warga sangat merepotkan.

Advertisement

Biasanya warga bisa mengangkut sayur mayur dan hasil bumi menggunakan sepeda motor. Tapi sejak material longsor menutup jalan, warga harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak.

Di sisi lain, bantuan logistik dari para dermawan terus berdatangan di Posko Bencana Longsor di Dusun Ngantirejo, Beruk. Bantuan tersebut mulai disalurkan ke warga Pengkok dan Pondok.

Bantuan berupa barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, gula, teh, dan mi instan. Suplai logistik dilakukan para sukarelawan bersama perwakilan warga dua dusun.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Nugroho, menjelaskan bantuan logistik baru dari para dermawan. Pihaknya masih fokus penyediaan logistik untuk operasional tim gabungan.

“Jumlah bantuan terus berubah lantaran terus berdatangan dari pihak ketiga. Mulai hari ini [Minggu] bantuan-bantuan ini kami distribusikan kepada warga Pengkok dan Pondok,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif