Soloraya
Selasa, 21 Januari 2014 - 16:15 WIB

LONGSOR KLATEN : Talut Ambles, Tebing Perbatasan Klaten-Gunungkidul Nyaris Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Talut yang nyaris ambrol di perbatasan Klaten-Gunungkidul, tepatnya di Gantiwarno, Klaten. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Longsor mengintai warga perbatasan Klaten-Gunungkidul. Talut penahan tebing di Dusun Bometan, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, ambles lantaran tidak kuat menahan beban di atasnya. Akibatnya, sekitar 50 warga yang tinggal di dekat tebing terancam tertimpa material longsoran.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Selasa (21/1/2014), talut setinggi 10 m yang menjadi tanda pembatas Kabupaten Klaten dengan Gunungkidul tersebut kondisinya retak-retak. Parahnya, tepat di Dusun Bometen talut yang terbuat dari beton tersebut ambles. Selain itu, juga ada sebagian bangunan talut sudah menggembung.

Advertisement

Sementara itu, tepat di atas talut yang ambles  dan mengkhawatirkan tersebut, terdapat sebuah jalan dan permukiman penduduk Gunungkidul. Kondisi tersebut membuat 50 orang yang menghuni 15 rumah di Dusun Bometan waswas. Terlebih, saat hujan tiba, air mengalir dari celah-celah talut yang retak dan ambles tersebut.

Salah satu warga Bometen, Legimin, 40, mengaku khawatir dengan kondisi talut yang memprihatinkan tersebut. Apalagi, jarak talut dengan rumahnya tidak lebih dari 4 m. “Saat hujan tiba pada malam hari, saya sekeluarga tidak bisa tidur karena waswas kalau terjadi longsor,” jelasnya saat ditemui wartawan di lokasi, Selasa.

Warga yang lain, Kismo Diharjo, 65, juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap talut yang retak dan ambles tersebut. Menurutnya, keretakan talut itu semakin parah saat musim penghujan. Sebab, kondisi tersebut membuat konstruksi talut semakin lemah. “Retakan semakin melebar, selain itu air yang merembes dari retakan juga semakin banyak, sehingga tidak lagi kokoh,” katanya, Selasa.

Advertisement

Sementara, Kepala Desa (Kades) Ngandong, Surat, mengatakan kerusakan talut itu sudah terjadi sejak setahun terakhir. Menurutnya, kerusakan itu disebabkan beban di atas talut yang berat karena menjadi jalur provinsi. Selain itu, hujan deras juga memicu pergerakan tanah di perbatasan Klaten-Gunungkidul yang labil tersebut.

Pihaknya mengaku sudah melaporkan masalah tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. “Namun, BPBD sepertinya masih menunggu konfirmasi dari Pemkab Gunungkidul karena talut itu bukan dikelola oleh Pemkab Klaten,” paparnya di lokasi, Selasa.

Pihaknya berharap pihak terkait agar segera melakukan perbaikan talut. Pasalnya, talut yang retak dan ambles tersebut mengancam keselamatan sekitar 50 warga yang tinggal di bawahnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif