SOLOPOS.COM - Warga Jrakah memperbaiki jaringan pipa yang rusak akibat longsor. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Warga Jrakah memperbaiki jaringan pipa yang rusak akibat longsor. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

BOYOLALI — Sejumlah warga Desa Jrakah, Kecamatan Selo, mengungsi tidur lantaran takut terjadi longsor susulan. Sementara itu, sejumlah siswa SDN 1 dan 2 Jrakah, Senin (7/1/2013), tak masuk sekolah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi itu disampaikan Kades Jrakah, Tumar kepada Solopos.com, Senin siang. Warga yang mengungsi itu adalah yang memiliki rumah rawan terkena longsoran tebing, yakni warga Dusun Gesikan, Tumut dan Tempel.

“Ratusan warga tinggal di tiga dusun itu. Namun yang hingga mengungsi ke rumah saudara yang dianggap tak rawan longsor, ada sekitar 15 KK [kepala keluarga],” jelas Tumar melalui Ponselnya.

Warga yang mengungsi itu terpantau Tumar terjadi pada malam hari. Mereka menghindari longsor di jam istirahat. Namun, lanjut dia, sebagian besar warga di tiga dukuh itu menghindari tidur di ruang yang berdekatan dengan tebing. Sebagai informasi, rumah-rumah warga di sana mayoritas berdampingan langsung batas curam antar pekarangan.

“Kemarin sore kan kami sosialisi agar warga meningkatkan kewaspadaan, jadi sikap-sikap itu yang diambil warga sebagai atisipasi longsor,” papar Tumar.

Dia juga menyebut aktivitas pendidikan di Jrakah tak berjalan seperti biasa. “Siswa SDN 1 dan SDN 4 Jrakah yang kami pantau tadi pagi banyak yang tak masuk sekolah. Karena, sekolah itu di lereng wilayah [Gunung] Merbabu, jadi masih khawatir terjadi longsor mengingat semalam hujan cukup deras,” tandasnya.

Terpisah, Kades Lencoh, Sumardi menerangkan jalan penghubung Lencoh-Jrakah, tepatnya di Dukuh Wates, masih ditangani secara gotong royong oleh warga dan relawan. Dia mengatakan jalur tersebut mulai bisa dilintasi kendaraan.

Namun, lanjut Sumardi, sejumlah pipa penyambung aliran air dari sumber ke rumah-rumah warga rusak akibat longsor Sabtu-Minggu (5-6/1/2013).

“Pipa yang rusak adalah penyambung air ke 85 rumah warga, jadi sekitar 250 jiwa terganggu,” jelasnya.

Sumardi menjelaskan pipa saluran air itu telah ditangani sementara. Untuk mengganti prasarana tersebut, dia memperkirakan butuh puluhan juta rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya