SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor di Sambirejo Sragen

Longsor Sragen, tepatnya di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, yang berlangsung tiga kali di awal pekan ini menghancurkan berhektare-hektare lahan perkebunan.

Solopos.com, SRAGEN — Kerugian material akibat bencana longsor yang terjadi di Dukuh Srandu RT 005, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Senin-Selasa (22-23/12/2014), ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal tersebut disampaikan Kapolsek Sambirejo, AKP Kabar Bandianto, Kamis (25/12/2014). Namun, menurut Kabar, hingga saat ini belum ada kepastian nominal kerugian yang dialami sejumlah tujuh warga pemilik lahan pertanian dan perkebunan yang mengalami longsor sebanyak tiga kali tersebut.

“Kami baru bisa memprediksi kerugian akibat longsor hingga puluhan juta. Saat ini belum ada angka pas terkait jumlah kerugian itu. Kami masih terus melakukan berkoordinasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengetahuinya,” kata Kabar Bandianto.

Kabar menyampaikan saat ini Polsek Sambirejo telah mendata luas lahan milik sejumlah tujuh warga yang terdampak bencana longsor. Secara detail, lanjut dia, luas lahan pertanian dan perkebunan yang rusak, meliputi 1.900 meter persegi lahan milik Dimyati, warga Sawur, Sukorejo,; 3.250 meter persegi lahan milik Yono, warga Sawur, Sukorejo,; 3.250 meter persegi lahan milik Sukir, warga Dayu, Sukorejo,; 3.250 meter peserti lahan milik Darso Diharjo, warga Setono, Sukorejo,; 3.190 meter persegi milik Jono, warga Plalangan, Sukorejo,; 1.187 meter persegi lahan milik Miran, warga Gembol, Jembeyan; dan 1.187 meter persegi lahan milik Mitro Wiyono, warga Sawur, Sukorejo.

“Berdasarkan hasil koordinasi sementara dengan sejumlah pihak, kami mendapat rekap data lahan yang terdampak longsor, yakni lahan seluas sekitar 2 hektare [ha] gabungan milik tujuh warga. Selain lahan pertanian padi yang baru ditanam, longsor juga merusak lahan perkebunan yang ditanam pohon jati dan pohon snegon,” ujar Kabar.

Diberitakan sebelumnya, tebing di wilayah Dukuh Srandu RT 005, Sukoreho, Sambirejo, Sragen, mengalami tiga kali longsor. Longsor pertama kali terjadi pada Senin sekitar pukul 22.00 WIB. Selanjutnya, longsor kembali terjadi pada Selasa pukul 06.00 WIB dan pada siang hari pukul 12.00 WIB. Tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa longsor.

“Kami masih terus menghitung kerugian akibat longsor. Selain lahan yang rusak, pohon yang tumbuh diperkebunan juga banyak yang tertimbun, roboh, hingga hanyut di aliran Kali Sawur. Bisa dihitung berapa harga pohon jati dan sengon yang hilang itt. Tapi kami masih belum berani memprediksi angka [kerugian] pastinya,” imbuh dia.

Kabar menambahkan hingga saat ini belum juga dilakukan penataan lahan di lokasi terjadinya longsor karena masih ada kemungkinan longsor susulan. Menurut dia, kondisi tanah di sekitar lokasi longsor masih dalam kondisi labil. Apabila hujan, lanjut dia, longsor akan mengancam warga yang mendekat ke lokasi kejadian.

“Saat ini masih musim penghujan. Masih khawatir degan longsor susulan. Kami juga masih mamasang police line untuk mencegah warga yang mendekat ke lokasi longsor. Kami tidak mau jika malah ada korban dalam longsor ketika banyak yang mendekat,” kata Kabar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya