Soloraya
Senin, 16 Maret 2015 - 06:10 WIB

LONGSOR SRAGEN : Tanah Longsor Memutus Jalan Desa Bukuran

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua anak warga Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, melintasi jalan yang tertimbun tanah, Minggu (15/3/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Longsor Sragen memutus jalan Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Hujan deras pada Sabtu (14/3/2015) malam mengakibatkan tanah di Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe longsor dan memutus jalan desa penghubung dukuh itu dan Dukuh Drepo.

Advertisement

Jalan desa sepanjang sekitar 500 meter tertutup tanah longsor. Pantauan Solopos.com, Minggu (15/3/2015), jalan selebar sekitar 2 meter tersebut tertimbun tanah setinggi 1 meter. Jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan bermotor atau sepeda onthel.

Jalan itu hanya bisa dilalui warga dengan berjalan kaki. Tanah longsor tersebut juga merobohkan belasan pohon jati dan puluhan rumpun bambu di tebing. Pergerakan tanah dari tebing setinggi belasan meter tersebut juga terus terjadi.

Advertisement

Jalan itu hanya bisa dilalui warga dengan berjalan kaki. Tanah longsor tersebut juga merobohkan belasan pohon jati dan puluhan rumpun bambu di tebing. Pergerakan tanah dari tebing setinggi belasan meter tersebut juga terus terjadi.

Warga Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Pardi, mengatakan jalan tersebut tertimbun tanah setelah terjadi longsor pada Sabtu malam. Akibat tanah longsor itu, beberapa bagian jalan rusak parah. Jalan tersebut tidak kuat menahan laju longsoran tanah.

”Jalan itu baru dibangun dua pekan lalu, kini sudah rusak dan retak-retak,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi tanah longsor, Minggu (12/3/2014).

Advertisement

Meskipun longsor terus terjadi, hingga kini belum ada rumah warga yang dikosongkan lagi. ”Saat ini hanya 15 keluarga yang mengungsi, belum ada keluarga lain yang mengungsi lagi. Rumah warga selain yang 15 keluarga itu lokasinya cukup jauh dari tebing,” ujar Dalari.

Warga yang mengungsi, Slamet, 39, mengatakan kebutuhan mendesak warga yang rumahnya dirobohkan adalah membangun rumah baru. Saat ini pemerintah baru memberikan bantuan Rp5 juta per keluarga yang rumahnya dirobohkan.

Slamet mengatakan ia dan kedua saudaranya, Ngatono dan Arifin, akan mendirikan kembali rumah yang telah dibongkar tak jauh dari lokasi rumah lamanya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen akan mendatangkan alat berat untuk meratakan lahan yang akan menjadi lokasi rumah baru mereka.

Advertisement

“Sembako [sembilan bahan pokok] cukup. Kami sangat membutuhkan bantuan untuk membangun rumah. Kami tidak mungkin berlama-lama tinggal di rumah tetangga,” kata Slamet kepada Solopos.com.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Sragen, Giyadi, mengatakan akan membersihkan material tanah longsor yang menimbun jalan tersebut supaya bisa digunakan warga untuk beraktivitas seperti biasanya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif