Soloraya
Sabtu, 21 Februari 2015 - 22:15 WIB

LONGSOR SUKOHARJO : Tebing Kali Longsor, Warung Satai di Nguter Sukoharjo Roboh

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi warung satai milik Suyadi, 63, warga Dusun Ngambil-Ambil, RT 001/RW 002, Desa Nguter, Kecamatan Sukoharjo, yang roboh akibat longsor di tebing Kali Ngambil-Ambil, Sabtu (21/2/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Longsor Sukoharjo kali ini melanda tebing Kali Ngambil-Ambil, Nguter. Akibatnya, bangunan warung satai di atas tebing itu, roboh.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebuah warung satai milik Suyadi, 63, warga Dusun Ngambil-Ambil, RT 001/RW 002, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, roboh akibat longsor yang terjadi di tebing Kali Ngambil-Ambil, Sabtu (21/2/2015).

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, warung satai berukuran 7 x 4 meter itu berlokasi di atas talut Kali Ngambil-Ambil. Tingginya debit air di kali tersebut membuat tebing itu longsor sehingga merobohkan warung satai yang berdiri di atasnya. Material warung itu sudah berada di dasar kali sehingga membuat ukuran volume sungai berkurang.

Sejumlah anggota Tim Search and Rescue (SAR) Sukoharjo diterjunkan ke lokasi untuk mengevakuasi warung tersebut dari dasar kali. Mereka juga menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dipakai seperti genteng, usuk, reng dan lain sebagainya. Jalannya evakuasi warung itu dipimpin Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto.

“Peristiwanya terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Waktu itu saya sedang ke Pasar Ngadirojo untuk kulakan daging kambing. Saya diberi tahu tetangga melalui telepon jika warung saya ambruk,” ujar Suyadi saat ditemui Espos di lokasi.

Advertisement

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah longsor itu. Kadang kala, Suyadi memang menginap di warung itu. Namun, saat terjadi longsor, warung dalam kondisi kosong. “Warung itu baru selesai direhab tahun lalu. Saya sudah berjualan satai di sini sejak 2002 lalu. Baru kali ini ada longsor,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Sukoharjo, Suprapto, mengatakan evakuasi warung dari dasar sungai itu mendesak dilakukan supaya tidak mengganggu kelancaran aliran air. Dia menegaskan mestinya bagian atas talut sungai bisa terbebas dari bangunan.

“Talut itu dibangun untuk menahan tanah, bukan menahan bangunan. Karena tak kuat menahan bangunan, wajar jika longsor. Seharusnya tidak ada bangunan di atas talut. Ini menjadi pelajaran kepada siapa saja yang ingin mendirikan bangunan di atas talut,” jelas Suprapto.

Advertisement

Camat Nguter, Setyo Aji Nugroho, yang berada di lokasi mengatakan kerugian materi akibat bencana longsor itu ditaksir sekitar Rp20 juta. Setelah kejadian itu, Setyo berharap korban bisa memindah warung satai miliknya ke tempat yang lebih aman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif