Soloraya
Kamis, 11 April 2013 - 07:30 WIB

Longsor, Warga Rotogondang Terisolasi

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua anak berlari di sisi jalan yang ambrol di Dusun Rotogondang RT 004/RW 005, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Rabu (10/4/2013). (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)


Dua anak berlari di sisi jalan yang ambrol di Dusun Rotogondang RT 004/RW 005, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Rabu (10/4/2013). (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)

MATESIH–Bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Rotogondang RT 004/RW 005, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, mengakibatkan sebagian warga di wilayah tersebut terisolasi.

Advertisement

Pasalnya, satu-satu jalan utama yang menjadi akses keluar masuk dusun tersebut sebagian ambrol akibat tanah longsor yang terjadi pada Minggu (7/4/2013) malam. Hingga kini, tanah di wilayah perbukitan tersebut terus bergerak dan sewaktu-waktu bisa longsor kembali.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi setempat, Rabu (10/4/2013), bencana bermula saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Kamis (4/4/2013) dan menggerus sebagian tanah di bawah jalan tersebut. Hingga Minggu sore, sebagian tanah dari bukit di samping jalan mulai retak dan akhirnya longsor pada malamnya.

Longsoran tersebut ikut menggerus jalan talut di bawahnya sepanjang hampir 30 meter dan sedalam enam meter. Hanya tersisa jalan selebar satu meter di bibir jurang. Bahkan seluruh aspal jalan sudah retak sehingga sangat rawan dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.

Advertisement

Mengungsi

Selain itu, tiga rumah ikut menjadi korban longsoran tersebut, yakni rumah Kasan Dikromo, Babussalam dan Muslimin. Sebagian teras rumah Kasan terbawa longsoran dan tanah pekarangannya telah retak.  Kasan pun memilih mengungsi ke rumah anaknya dan mengosongkan rumahnya. Sementara rumah Muslimin yang terletak persis di bawah jalan tersebut sebagian tertimbun tanah longsoran. Keretakan tanah terutama berada di samping dan depan rumah Kasan. Diperkirakan kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp60 juta.

Menurut seorang warga, Warinem, 44, sebagian warga tidak berani melintas di jalan tersebut. Bahkan hanya beberapa warga yang berani melintas dengan kendaraan bermotor roda dua. Sementara saat hujan, warga sama sekali tidak berani melintas karena waswas tanah yang retak tersebut kembali longsor. Hal itu membuat warga membuka dua jalan setapak alternatif yang memutar di sisi atas dan bawah longsoran pada Selasa (9/4/2013) sore.

Advertisement

“Kalau terpaksa lewat jalan itu pasti sambil lari,” kata anak Kasan tersebut.

Sementara Ketua RT setempat, Paidi, 53, mengatakan bencana itu telah ditinjau pihak kecamatan setempat pada Senin (8/4/2013). Menurutnya, warga belum berani berbuat apa-apa karena khawatir terjadi longsoran lagi. Dia telah menerima bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar yang langsung diserahkan kepada tiga korban pada Rabu siang.

Ia menambahkan masih menunggu keputusan dari Pemkab untuk menindaklanjuti bencana tersebut. Sebagian warga menitipkan sepeda motor di rumah warga yang tidak terisolasi. “Kalau enggak berani lewat pakai motor ya di titipkan di rumah saya,” kata dia

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif