SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Lembaga Pengabdian Hukum (LPH) Yekti Angudi Piyadeging Hukum Indonesia (YAPHI) merintis kesepakatan tertulis dan deklarasi damai pihak-pihak yang terkait peristiwa berdarah 1965.

Rencananya penandatanganan nota damai dan deklarasi akan diikuti Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi); Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) 65 Solo, Jasmono; elemen Islam funamental/garis keras, Mudrick S; TNI dan kepolisian. Penjelasan itu disampaikan Staf Advokasi LPH YAPHI Solo, Andi Setiyono, saat dihubungi Espos Jumat (1/10). “Draf kesepakatan damai sudah kami siapkan, tinggal meminta tanda tangan tiap unsur terkait,” katanya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menjelaskan deklarasi damai merupakan upaya LPH YAPHI merekonsiliasi pihak-pihak terkait yang dimungkinkan masih menyimpan rasa dendam. Padahal peristiwa berdarah yang berpangkal pada Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) itu sudah terjadi puluhan tahun silam. Merujuk situasi tersebut LPH YAPHI juga terus melakukan upaya perdamaian di antara komunitas yang tergabung Sekber 65 dengan elemen Islam garis keras, Pemkot Solo, DPRD Solo, TNI/Polri dan masyarakat umum.

Andi mencontohkan Talkshow dan Pentas Budaya; Membangun Rekonsiliasi untuk Mewujudkan Perdamaian yang dihelat di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) di Jl Ir Sutami Solo, Rabu (29/9) lalu. Dalam forum itu dihadirkan perwakilan Pemkot, DPRD, Sekber 65 Soloraya, Islam garis keras dan sejarawan. Kendati sempat terjadi kecanggungan namun pada akhirnya masing-masing pihak sepakat adanya kesepakatan dan deklarasi damai. “Semua pihak sepakat, tinggal meminta tanda tangan masing-masing dalam draf yang sudah kami siapkan,” imbuhnya.

Ajakan melupakan luka lama dan dendam juga disampaikan perwakilan Islam fundamental, Mudrick S dan Ketua Sekber 65, Jasmono. Jasmono mengajak masyarakat bersama-sama menghadapi musuh utama yakni ancaman dari luar. Dia menjamin tidak bakal ada hal-hal merugikan yang dilakukan anggota Sekber 65. Begitu juga Mudrick S yang menyatakan tidak ada untungnya memelihara dendam. “Bila masih ada dendam tidak akan bisa membangun negeri ini. Mari bangkit bersama membangun negeri ini,” tandas dia.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya