Soloraya
Selasa, 9 November 2021 - 02:41 WIB

LPPM Stikesnas Solo Bikin Pestisida Nabati, Mudah Didapat dan Sehat

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koordinator LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Solo, Wimpy, memaparkan kelebihan pestisida nabati dari daun pepaya, sirsak dan sirih, saat penyuluhan dengan petani sayur di Danukusuman, Serengan, Minggu (7/11/2021). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional atau Stikesnas Solo menggelar penyuluhan kesehatan masyarakat di Kantor Kelurahan Danukusuman, Serengan, Minggu (7/11/2021).

Mereka menyampaikan hasil penelitian tentang pemanfaatan pestisida dari daun pepaya, sirsak, dan sirih. Penyuluhan dihadiri Lurah Danukusuman Sartoyo, Ketua Kelompok Tani di Danukusuman Eko Prasetyo Wibowo, dan puluhan warga setempat.

Advertisement

Sedangkan dari Stikesnas Solo hadir Kepala Bagian Penelitian dan Inovasi Pengembangan Produk Stikes Nasional Wimpy dan Kepala Prodi D-III TLM Stikes Nasional. Danukusuman dipilih untuk lokasi sosialisasi karena aktivitas bertani sayur warga.

Ada dua kelompok tani di kelurahan itu yang beberapa bulan terakhir memanfaatkan kawasan bantaran tanggul untuk bertani sayur mayur. Tapi setelah berjalan beberapa bulan terakhir warga menghadapi kendala sejumlah hama tanaman.

Baca Juga: Gedung Tua Berusia 111 Tahun di Solo Ini Butuh Revitalisasi, Tapi…

Advertisement

“Terus terang kita kan dari warga khususnya RW 014 dan RW 015, di situ ada bantaran tanggul. Untuk mengantisipasi agar tidak dipakai untuk hunian liar, warga berinisiatif memanfaatkannya untuk pertanian,” ujar Lurah Danukusuman, Sartoyo.

Generasi Kebal Pestisida

Sedangkan Wimpy dari Stikesnas Solo menjelaskan selama ini para petani memanfaatkan pestisida kimia untuk mengatasi hama. Pestisida kini menjadi favorit para petani karena mudah didapat, harganya murah, dan efektif untuk memberantas berbagai hama.

“Tapi perlu diketahui, seiring perkembangan waktu, serangga-serangga atau hama ini berevolusi. Ketika ada sekelompok ulat terbunuh, ada sisa-sisa ulat tidak terbunuh akan berkembang biak yang menghasilkan generasi kebal pestisida,” urainya dalam penyuluhan yang digelar Stikesnas Solo itu.

Advertisement

Baca Juga: Setahun Beroperasi, 2 Videotron Kota Solo ini Ternyata Melanggar Aturan

Semakin tinggi dosis pestisida yang diberikan, menurut Wimpy, ulat atau hama bisa menyesuaikan diri. Di sisi lain, penggunaan dosis pestisida yang terus meningkat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat, utamanya generasi anak-anak.

Apabila ada pestisida yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat membuat tumbuh kembang fisik terhambat, seperti menjadi stunting. Zat pestisida untuk tanaman pertanian bisa masuk ke tubuh salah satunya melalui daging hewan ternak.

“Hewan ternak yang mengkonsumsi tumbuhan mengandung pestisida akan menghasilkan daging yang punya residu pestisida. Kalau sayuran bisa dicuci, lah kalau meresap di daging dicuci pun susah menghilangkan residu pestisidanya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif