SOLOPOS.COM - Seekor sapi mengalami bentol-bentol yang diduga karena penyakit LSD di wilayah Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Ngadiman)

Solopos.com, SRAGEN —  Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mempertimbangkan untuk menutup pasar hewan menyusul merebaknya penyakit lumpy skin disease (LSD) yang menyerang sapi. Sedikitnya sudah 355 sektor sapi di Sragen yang terserang LSD.

Bupati telah memanggil Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sragen pada Rabu (18/1/2023) siang ini untuk membahasnya. “Siang ini saya panggil dinas terkait. Untuk langkah penanganan nanti tergantung hasil pertemuan siang ini. Apa pasar [hewan] harus ditutup atau tidak dibahas nanti,” kata Yuni, sapaan akrab Bupati, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penutupan pasar hewan sebelumnya pernah dilakukan saat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak pada tahun lalu. Bupati mengaku menerima aduan dari Kepala Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Ngadiman, yang menyampaikan soal banyaknya kasus LSD di sana.

Desa Cepoko memang menjadi salah satu lokasi dengan jumlah kasus penyakit lumpy skin disease (LSD) cukup banyak. Di Desa ini ada sedikitnya 40 ekor sapi yang terserang penyakit dengan gejala kulit bentol-bentol tersebut. Sebarannya hampir di seluruh wilayah Desa Cepoko.

“Total pagi ini [Rabu] sudah tembus 40 ekor sapi yang kena LSD. Padahal sebelumnya hanya 29 kasus. Penyakit itu indikasinya ada bintik-bintik dan hidung keluar lendir. Jumlah sapi yang mati sudah dua ekor,” ujar Kades Cepoko, Ngadiman, kepada Solopos.com, Rabu siang.

Karena penyebarannya cepat, penyakit LSD kini sudah menjangkit ternak sapi di 25 rukun tetangga (RT) di empat kebayanan. Pemilik sapi, sambung Ngadiman, sudah lapor ke mantri hewan tetapi belum ada perubahan yang berarti. Sementara sapi yang mati dengan gejala LSD ada di RT 013 dan RT 014.

“Penularannya lebih cepat dari PMK [penyakit mulut dan kuku]. Semua itu sudah saya laporkan ke Bupati,” ujarnya. Ia mendesak Bupati segera mengambil tindakan untuk mengatasi penyebaran LSD.

Sementara itu Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Sragen, drh Toto Sukarno, menyebut jumlah kasus LSD di Sragen mencapai 355 kasus yang menyebar di 17 kecamatan. Persebaran penyakit itu memang cepat yang disebabkan adanya hewan vektor, yakni lalat, nyamuk, dan caplak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya