SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI —Hujan deras disertai angin kencang melanda Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali pada Selasa (11/10/2022), sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa yang terjadi kurang dari satu jam itu mengakibatkan air Sungai Serang meluap.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, mewakili Kepala BPBD Boyolali, Widodo Munir, mengungkapkan air Sungai Serang yang meluap mengakibatkan kantor kecamatan dan sejumlah rumah warga di dua RT Dusun Kedungsari Desa Kemusu Kecamatan Kemusu terendam air.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketinggian luapan air di RT 002/ RW 004, Kedungsari, kurang lebih mencapai 80 sentimeter. Herman menyebutkan setidaknya ada 19 KK yang terendam air dan satu rumah warga rusak.

“Satu rumah rusak sedang, dinding kayu jebol, atas nama Rukini, usia 80 tahun,” jelas Suherman kepada Solopos.com melalui WhatApp, Rabu (12/10/2022).

Selanjutnya, luapan air juga menggenangi sejumlah rumah warga di RT 03 RW 04, Kedungsari. Herman menyebutkan ada sebanyak 25 KK di RT tersebut yang terendam air dengan ketinggian mencapai 80 cm.

Genangan akibat luapan air Sungai Serang mulai surut pada malam hari. “Pukul 19.00 WIB-19.30 WIB air sudah surut,” ucap dia.

Selain itu, hujan dan angin kencang, kata Herman, membuat satu pohon tumbang di Jalan Dusun Jurangmundu Desa Klewor. Hal tersebut mengakibatkan akses utama menuju ke kecamatan tertutup.

“Pohon Tumbang menutup akses utama jalan kecamatan, diakibatkan dari hujan deras disertai angin pada jam 15.00 WIB,” jelasnya.

Kemudian, pohon yang tumbang tersebut langsung dibersihkan oleh warga secara gotong royong. Sehingga lalu lintas kembali normal.

BPBD menyatakan tidak ada korban jiwa atas kedua peristiwa yang terjadi. Selanjutnya, Pihak BPBD Boyolali mengirimkan bantuan logistik berupa air bersih dan sembako.

“Dua tangki air bersih untuk kerjabakti pembersihan dan 6 paket sembako untuk kerja bakti,” jelas dia.

Sebelumnya Kepala BPBD, Widodo Munir menjelaakan banjir bandang memang kebanyakan terjadi di wilayah Boyolali utara.

Memasuki perubahan musim, Widodo mengingatkan kepada warga agar senantiasa waspada dan siaga terhadap ancaman-ancaman bencana, seperti banjir, tanah longsor, angin ribut, dan bencana lainnya yang tidak terduga.

Meskipun, kata Widodo, puncak musim penghujan di Boyolali diprediksi akan terjadi pada Desember-Januari. Masyarakat tetap harus melakukan langkah-langkah antisipasi, kesiapsiagaan terhadap musim hujan 2022-2023.

Secara menyeluruh, langkah antisipasi yang dilakukan BPBD adalah meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang peringatan dini bencana kepada masyarakat melalui stakeholder seperti RT, RW, kelurahan dan kecamatan, terkait munculnya potensi bencana saat musim penghujan.

“Kami disamping melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kami juga membuka layanan yang bisa dihubungi setiap saat, sehingga apabila terjadi emergensi kami siap terjun di lapangan,” ucapnya di kantor, Senin (3/10/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya