SOLOPOS.COM - Salah seorang penjahit baju, Sulastri, 36, saat menjahit seragam sekolah di rumahnya, Kamis (21/7/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Penjahit baju di Kabupaten Boyolali ikut merasakan dampak pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada Tahun Ajaran 2022/2023.

PTM mendorong omzet Penjahit baju di Kabupaten Boyolali naik hingga empat kali lipat dari sebelum pandemi. Penjahit baju asal Gatak, Siswodipuran, Boyolali, Sulastri, 36, mengatakan selama masa pandemi hanya ada satu hingga dua orang yang menjahitkan seragam sekolah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sekarang ada peningkatan, bisa tujuh hingga sepuluh orang yang mau jahit,” kata Sulastri kepada Solopos.com, Kamis (21/7/2022).

Sulastri mengatakan seragam yang ia buat adalah seragam sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Per orang, lanjut dia, membuat empat setel seragam yang terdiri atas seragam OSIS, seragam identitas sekolah, seragam batik, dan seragam Pramuka.

Sulastri mengatakan untuk satu setel seragam, ia membanderol harga Rp100.000 – Rp150.000. Ia mengatakan sudah lebih dari 10 tahun menjahit, tapi baru merasakan sepi jahitan di saat pandemi.

Baca juga: JOKOWI PRESIDEN : Penjahit Baju Jokowi: Dulu Ditolak Pak Harto, Kini Dipakai Jokowi

“Dulu semasa pandemi saking sepinya, saya banting setir jahit masker kain dan jilbab. Terus saya jual,” ungkap dia.

Sementara itu, penjahit baju lainnya, asal Candigatak, Boyolali, Muthoharoh, 29, juga membenarkan omzetnya naik setelah pandemi reda.  Muthoharoh mengatakan semasa pandemi jarang sekali ada orang yang menjahitkan seragam sekolah di tempatnya.

“Mungkin karena terima lungsuran dan jarang pakai. Jadi kemarin saya hanya menerima satu atau dua seragam. Sekarang bisa lima sampai tujuh orang yang datang,” kata dia.

Untuk satu setel baju, Muthoharoh  membanderol harga mulai dari Rp100.000 hingga Rp150.000. Ia mengatakan perbedaan harga tersebut tergantung pada panjang dan pendek baju.

Baca juga: Boyolali Implementasikan Kurikulum Merdeka Mulai Pekan Depan, Apa Itu?

Sementara itu, salah satu warga Boyolali, Susiwati, 36, mengatakan mulai menjahitkan seragam untuk anaknya yang sudah mulai naik ke kelas V SD.

“Ini seragamnya mulai kekecilan, jadi saya buatkan lagi yang agak besar. Kemarin pas pandemi enggak jahitin karena jarang masuk anaknya. Ini sudah mulai masuk lagi,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya