SOLOPOS.COM - Kepala Disperum KPP Kota Solo Taufan Basuki Supardi. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO – Luasan kawasan kumuh di Kota Solo berkurang sekitar 83% dalam enam tahun terakhir, dari semula 359,55 hektare pada 2017 turun menjadi 61 hektare pada 2023. Saat ini Pemkot Solo mengantisipasi munculnya kawasan kumuh baru.

Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperum KPP) Kota Solo Taufan Basuki Supardi saat ditemui Solopos.com di fasilitas parkir Loji Wetan, Solo, Selasa (5/12/2023) siang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menjelaskan luasan kawasan kumuh di Kota Solo turun berkat kolaborasi antara pemerintah pusat melalui program Kotaku, Pemerintah Provinsi Jateng, Pemkot Solo, dan perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan/CSR.

“Kami ini tak hanya menjalankan fungsi penanganan namun pasca penanganan kawasan kumuh dengan membentuk kelompok pemanfaatan dan pemeliharaan [KPP] yang terdiri dari warga setempat,” kata dia.

Taufan menjelaskan warga yang mendapatkan program penataan kumuh memiliki peran sentral supaya tidak muncul kawasan kumuh kembali.

Salah satu KPP yang memanfaatkan kawasan untuk kegiatan ekonomi namun tidak menimbulkan kawasan kumuh di RW 001 Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

“RW 001 Mojo memanfaatkan jalur inspeksi untuk kegiatan warga namun enggak manggrok di situ. Kemudian kayak Bandar Semanggi untuk atraksi seni sudah baik,” jelas dia.

Taufan mengatakan belum melakukan peninjauan secara lengkap namun sejumlah wilayah terindikasi menjadi kumuh kembali setelah dilakukan program penataan kawasan, antara lain di sekitar Kali Pepe, tepatnya di dekat Pasar Legi Solo. Ada sejumlah gerobak di wilayah tersebut.

Menurut dia, Pemkot Solo telah menyelesaikan penataan di kawasan sentra tahu di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, tahun ini. Sedangkan penataan di kawasan Tinalan, Kelurahan Kratonan, Kecamatan Serengan, progresnya sekitar 90%.

“Yang masih menjadi PR 61 hektare tersebar di delapan kawasan di 18 kelurahan,” paparnya.

Menurut dia, pemerintah menyasar penataan di Losari, Demangan, Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, pada 2024. Pemerintah akan membangun 136 unit rumah serta Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU).

Sedangkan pihak swasta ada Bank Mandiri yang akan membantu sekitar 20 hunian.

“Sesuai RPJMD [Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah], kami melihat kemampuan kesiapan non teknis, kemampuan anggaran, pada 2026 akhir ditargetkan PR kami menjadi 0,67% dari luasan Kota Solo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya