Solopos.com, KARANGANYAR — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Matesih Karanganyar melebarkan sayap membuka Madrasah Ibtidayah (MI) Tahfidzul Quran Desa Dawung.
MI Tahfidzul Quran kali pertama di Kabupaten Karanganyar ini diresmikan Rektor UMS Sofyan Anif pada Kamis (14/7/2022) sore. MI tersebut bakal mencetak generasi penghafal Al-Qur’an.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Ketua Pendiri MI Tahfidzul Quran Matesih, Juwandi mengatakan MI dibangun di lahan seluas 2.500 meter persegi. Pembangunannya dimulai sejak 2021 lalu.
“Alhamdulillah respons masyarakat sangat bagus. Baru dibuka di tahun ajaran ini saja sudah ada 21 murid,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com.
Juwandi mengatakan MI Tahfidzul Quran dibuka umum. Hingga kini pihaknya masih membuka pendaftaran bagi siswa didik baru. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, MI Tahfidzul Quran akan menggunakan kurikulum merdeka terbaru dan kurikulum khusus tahfidz. Pembelajaran tahfidz ini akan dibimbing secara khusus oleh ustad dan ustadzah ahli tahfidz.
Baca Juga: Tak Semua Setuju Kebijakan Lima Hari Sekolah di Karanganyar
“Minimal tiga bulan pertama para siswa bisa menghafal Juz Amma. Kemudian sampai lulus bisa menghafal sampai 10 Juz,” katanya.
Rektor UMS Sofyan Anis mengapresiasi pendirian MI Tahfidzul Quran di Matesih. MI tersebut menjadi alternatif bagi para siswa untuk mendapatkan ilmu secara khusus. Ilmu hafal alquran ini belum banyak dimiliki sekolah lain.
“Akhirnya muncul amal usaha Muhammadiyah di Matesih sisi utara. Ini MI alternatif, ada program khusus,” katanya.
Dia berharap MI Tahfidzul Quran mampu menciptakan para penghafal alquran. Di masyarakat pada penghafal Al-Qur’an ini banyak dicari.
Baca Juga: Bolehkah Membaca Al-Qur’an Online di Ponsel? Simak Penjelasannya
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar Wiharso menyebut di Karanganyar ada 76 MI, 24 MI di antaranya merupakan MI Muhammadiyah. Dengan MI Tahfidzul Quran Matesih ini diharapkan mampu menjadi alternatif siswa menerima layanan pendidikan.
“Antar MI tidak usah merasa tersaingi karena masing-masing punya ciri khusus. Ini alternatif orang tua untuk menyekolahkan anaknya,” katanya.