SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Suara auman macan di lereng Gunung Merapi membuat sejumlah warga Desa Bawukan, Kemalang, Klaten, yang sedang bekerja bakti menebang bambu lari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri, Jumat (7/6/2013).

“Warga ketakutan meski baru mendengar suara macan itu. Namun tidak ada warga yang tahu persis wujud dari hewan itu,” terang Kepala Desa Bawukan, Sri Supadmi, saat dihubungi Solopos.com melalui teleponnya, Sabtu (8/6/2013).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Beberapa hari sebelumnya, kata Sri Supadmi, memang terdengar informasi adanya warga yang sempat melihat seekor macan di sebuah tebing sungai di perbatasan Desa Bawukan dan Panggang. Dia mengakui keberadaan hewan buas tersebut membuat warga yang tinggal di perbatasan desa atau tak jauh dari tebing sungai tersebut menjadi waswas.

“Memang ada sejumlah warga yang tinggal di perbatasan. Berapa keluarga, saya juga belum tahu. Macan itu kan binatang buas, perasaan waswas atau khawatir pasti ada di benak warga,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Roekminto, yang mendatangani warga Desa Bawukan, Sabtu, mengaku sudah menerima laporan dari warga sekitar. Menurut informasi warga yang diperolehnya, lokasi penebangan bambu itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari tebing sungai sehingga suara auman macan itu terdengar jelas.

“Mendengar suara macan itu, warga pontang panting menyelamatkan diri. Mereka tidak jadi kerja bakti menembang bambu,” ujarnya.

Joko mengimbau warga sekitar meningkatkan kewaspadaan. Dia berharap warga tidak memancing kemarahan hewan buas tersebut supaya tidak berulah di permukiman. Dia menduga hewan buas tersebut kehabisan stok makanan di habitatnya sehingga memilih turun gunung.
“Macan itu termasuk hewan yang dilindungi UU karena hampir punah. Selama tidak menggangu ketentraman warga tentu tidak masalah. Namun jika sudah menyerang warga, kami bisa mengundang balai karantina untuk melumpuhkannya,” papar Joko.

Di lain sisi, BPBD Klaten mengusulkan bantuan jaring, bibit buah talok dan jambu kepada sejumlah desa yang lahan pertaniannya diserang kera dari lereng Gunung Merapi. Jaring tersebut dimaksudnya untuk melindungi tanaman dari serangan kera. Sementara bibit buah talok dan jambu bertujuan menyediakan makanan bagi binatang ini.

“Proposal masih disusun warga sekitar. Sementara kami belum tahu jumlah dana yang dibutuhkan. Kalau tidak menggunakan APBD Perubahan 2013, kami bisa menggunakan sisa dana bantuan untuk korban terdampak erupsi yang mencapai sekitar Rp100 juta,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya