Soloraya
Selasa, 14 Desember 2021 - 00:52 WIB

Mahamenteri Keraton Solo Dorong Komitmen Pemilik Rawat Dalem Pangeran

Chrisna Chaniscara  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi pendapa Dalem Ngabeyan terlihat kurang terawat di kompleks Keraton Solo, Minggu (12/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pemilik dalem (kediaman) pangeran Keraton Solo didorong memiliki komitmen mengembangkan asetnya secara kreatif dan inovatif. Dalem pangeran tak boleh hanya berhenti sebagai bangunan cagar budaya (BCB), melainkan punya fungsi tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Pengembangan dalem pangeran sebagai penginapan klasik, museum, galeri seni hingga kafe dimungkinkan sepanjang tak mengubah struktur utama bangunan. Selain menjadi daya tarik wisata tersendiri, upaya itu dapat menghidupi pengelolaan dalem secara swadaya sehingga bangunan tetap terawat.

Advertisement

Juru bicara Mahamenteri Keraton Solo, KGPHPA Tedjowulan, KP Bambang Pradotonagoro, mengatakan manajemen internal pengelola dalem pangeran menjadi kunci sejauh mana bangunan tersebut tetap lestari. Hal itu menanggapi kondisi sejumlah dalem pangeran yang kurang terawat.

Baca Juga: Ada 18 Dalem Pangeran Keraton Solo, Termasuk Museum Danar Hadi dan KSPH

Advertisement

Baca Juga: Ada 18 Dalem Pangeran Keraton Solo, Termasuk Museum Danar Hadi dan KSPH

Seperti diketahui, sebagian dari 18 dalem pangeran kini tak lagi dalam pengelolaan keluarga Keraton Solo, melainkan swasta atau perorangan. Beberapa di antaranya dalam kondisi memprihatinkan.

“Perlu komitmen untuk menghidupkan aktivitas di dalem pangeran lewat sejumlah kreativitas. Banyak jalan untuk itu apabila pemilik punya iktikad baik,” ujar Bambang saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (13/12/2021).

Advertisement

Bambang tidak meminta dalem pangeran lain menjiplak konsep Purwohamijayan. Menurutnya, pengelola perlu menggali karakter bangunan serta unsur kebaruan dalam pemberdayaan fungsi dalem pangeran.

Baca Juga: Punya 7 Kamar, Dalem Purwohamijayan Solo Bisa Disewa Wisatawan Lho

Kendala Finansial

“Seperti Dalem Suryohamijayan itu, infonya akan berfungsi menjadi museum setelah selesai renovasi tahun depan. Bukan tak mungkin dalem-dalem pangeran nantinya bisa menjadi galeri seni, kafe atau wedangan yang khas. Pengembangan fungsi ini penting agar dalem pangeran bisa tetap lestari.”

Advertisement

Bambang mendengar Dalem Ngabeyan yang kini kondisinya mangkrak bakal segera direnovasi setelah penyelesaian proyek Dalem Suryohamijayan. Kedua BCB tersebut kini dimiliki pihak yang sama. Ia menyebut proses renovasi BCB seperti dalem pangeran Keraton Solo memang cukup lama karena pengelola perlu intens berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Disinggung potensi kendala finansial sejumlah pengelola dalam pembenahan bangunan, Bambang menilai pemerintah dapat turun tangan. Hal itu, menurutnya, dimungkinkan merujuk UU No 11/2010 tentang Cagar Budaya.

Baca Juga: Dilarang Jualan di Luar, Oprokan Pasar Legi Solo Dapat Lantai Atap

Advertisement

“Dalem pangeran kan masuk kawasan cagar budaya Keraton Solo, jadi pemerintah bisa membantu. Masalahnya tidak semua pengelola bangunan punya manajemen internal yang baik. Dalem Sasono Mulyo contohnya, sejak 2018 sudah kami upayakan renovasi tapi selalu mentok karena masalah internal,” ujar Bambang.

Sebagaimana diinformasikan, sebagian dalem pangeran Keraton Solo kondisinya memprihatinkan, bahkan ada yang sudah rata tanah. Sedangkan bangunan lainnya ada yang terawat dengan baik, bahkan direvitalisasi dan dirawat kemudian difungsikan sebagai museum, tempat wisata, penginapan dan lainnya.

Beberapa dalem pangeran yang terawat di antaranya Dalem Purwohamijayan, kemudian Dalem Wuryoningratan (Museum Danar Hadi), dan Dalem Kusumoyudan yang menjadi Kusuma Sahid Prince Hotel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif