SOLOPOS.COM - Mahasiswa FMIPA UNS Solo, Khairil Ibadu Rahman (kiri) dan Fauzan Nabil (kanan) mendatangi Polresta Solo, Kamis (31/8/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS Solo, M. Khairil Ibadu Rahman atau Ibad kembali mendatangi Polresta Solo, Kamis (31/8/2023). 

Dia mengatakan kedatangannya terkait tindak lanjut pelaporan dugaan penganiayaan terhadap mahasiswa FMIPA UNS Solo, Khoirul Umam. 

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Jadi terkait pelaporan, mengenai keterangan saksi atau BAP saksi yang terakhir, kemudian penyerahan beberapa bukti, dan terakhir keterangan saksi yang kedua,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Kamis (31/8/2023).

Ibad menyebut keterangan saksi yang pertama sudah dilaksanakan dua hari lalu. Dia berharap kasus ini bisa segera diproses sesuai hukum yang berlaku. Pihaknya yakin Polresta Solo bakal menindaklanjuti kasus ini dengan tegas. 

Selain itu, dia menyebut beberapa hari terakhir juga terdapat teror yang menyasar korban. Pihaknya menyebut terdapat ancaman dari dalam dan luar kampsus.

“Dari internal kampus, di FMIPA ada teror. Ada seseorang yang melayangkan dan mengedarkan kertas kepada mahasiswa FMIPA UNS,” kata dia. Dia mengatakan kertas tersebut berisi intimidasi.

Ibad menyebut ada bapak-bapak yang menyebarluaskan kertas tersebut. Dia menyebut belum tahu bapak-bapak itu dari mana. Padahal, menurut dia, saat ini korban sedang mengalami trauma.

Sebelumnya, Khoirul Umam, melaporkan sopir dekanat FMIPA UNS Solo, Yudo Prihandono, atas dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan ke Polresta Solo. Aksi penganiayaan dilakukan Yudo di area kampus pada Rabu (23/8/2023) petang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (24/8/2023), sebelum kejadian, ada kegiatan orientasi pengenalan kampus bagi mahasiswa baru di FMIPA UNS. Umam lantas dipanggil oleh pihak rektorat yang hendak mengklarifikasi soal isu kemahasiswaan di lingkungan kampus.

Selepas klarifikasi, Umam naik mobil bersama pelapor, dekan, dan wakil dekan FMIPA UNS dari kantor rektorat menuju kantor dekan FMIPA UNS.

Umam duduk di samping Yudo yang menyetir mobil. Sementara dekan dan wakil dekan duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Saat di dalam mobil, Umam dicecar beragam pertanyaan soal propaganda yang dilakukan di area kampus. Sejurus kemudian, Yudo menempeleng pipi Umam di dalam mobil.

“Saat itu, ada dekan dan wakil dekan juga di dalam mobil. Mereka melerai agar tidak memakai cara kekerasan dan fisik,” ujar Umam di Mapolresta Solo, Kamis.

Setiba di kantor dekan, Umam yang tengah berjalan di area kampus dihampiri oleh Yudo. Dia langsung dipukul menggunakan tangan kosong di bagian dahi Umam.

Umam lantas berlari ke taman di sekitar masjid. Di lokasi itu, Yudo kembali memukul dan menjambak rambut Umam. “Saya dipukul sekitar lima kali. Di kepala, paha dan kaki. Pak Yudo juga mengancam akan membunuh saya. Ada rekamannya,” ujar dia.

Umam mengaku telah diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polresta Solo pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. Saat ini, Umam telah menunggu hasil visum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya