Soloraya
Kamis, 14 April 2022 - 20:18 WIB

Mahasiswa Tuntut Migor Murah, Tak Kuat Buka Puasa Pakai Bakwan Rebus

Kurniawan  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Solo berdemonstrasi menuntut stabilitas harga, di Jl. Slamet Riyadi, Kamis (14/4/2022). (Solopos.com/ Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Sekitar 800-an mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Soloraya menggelar unjuk rasa di Jl. Slamet Riyadi, Kamis (14/4/2022).

Pantauam Solopos.com, aksi diawali dengan longmarch dari kawasan Ngarsopuro menuju Kawasan Gladak, sekitar pukul 15.08 WIB. Para mahasiswa berjalan kaki di Jl. Slamet Riyadi sembari membentangkan spanduk dan poster berisi aspirasi mereka.

Advertisement

Di antaranya “Stabilkan Harga Minyak Goreng dan Kebutuhan Pokok”, “Cukup Hubunganku yang Hancur, Harga Minyak Goreng Jangan”, “Cukup Skincare yang Mahal, Minyak Goreng Jangan”, “Pak Tolong Turunkan Harga Minyak, Saya Gak Kuat Buka Puasa Pakai Bakwan Rebus”.

Baca Juga: Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa, Jokowi Terima Menlu Kanada di Istana

Advertisement

Baca Juga: Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa, Jokowi Terima Menlu Kanada di Istana

Ada juga poster bertuliskan “2 periode saja gagal kok mau nambah lagi”, “Selamatkan demokrasi dari oligarki”, “Lawan oligarki”, serta “Hancurkan oligarki”.

Sesampai di kawasan Gladak, massa kembali melakukan orasi politik dan membacakan puisi tentang kritik sosial.

Advertisement

Yang menarik, beberapa orator menyinggung sosok Ketua DPRI RI, Puan Maharani dalam orasinya. Terutama, saat mereka menutup orasi.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Ricuh, Polisi Bubarkan Mahasiswa dengan Gas Air Mata

Seperti diketahui, para orator unjuk rasa mahasiswa selalu membuka dan menutup orasi dengan pekik atau salam khusus.

Advertisement

Salah satu dari kalimat itu yakni “Hidup Perempuan yang melawan”. Kalimat itu biasanya menjadi penutup dari salam atau pekik mahasiswa saat berorasi.

Namun kalimat itu ditambahi oleh orator mahasiswa dengan ungkapan untuk Puan Maharani. Sehingga kalimat itu menjadi “Hidup perempuan yang melawan, kecuali Puan Maharani”.

Sementara Koordinator BEM Soloraya, Widi Adi Nugroho, mengatakan ada beberapa hal yang menjadi perhatian para mahasiswa saat ini, di antaranya isu penundaan Pemilu 2024, kenaikan harga bahan pokok, serta kebijakan kenaikan harga BBM.

Advertisement

Baca Juga: Aksi Demo Soloraya Menggugat di Kartasura Dibubarkan Polisi

Beragam isu strategis tersebut tentu berdampak pada gejolak masyarakat, dan pemerintah dianggap tidak hadir dalam persoalan rakyat.

Sehingga BEM Soloraya dengan tegas menuntut pemerintah pusat agar segera menstabilkan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah juga harus mengkaji ulang kenaikan harga BBM.

“Menuntut pemerintah mengkaji ulang kenaikan BBM dan ketersediaan BBM di masyarakat,” kata dia.

Unjuk rasa berlangsung relatif aman dan tertib dengan pengawalan ketat kepolisian. Hanya saja arus lalu lintas di Jl Slamet Riyadi tersendat lantaran sebagian badan jalan dipenuhi mahasiswa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif