Soloraya
Rabu, 18 Januari 2023 - 18:46 WIB

Mahasiswa Wonogiri Terima Beasiswa dari Pemkab, Jekek: Jangan Merasa Eksklusif!

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, memberikan keterangan kepada wartawan di area Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, Senin (9/8/2021). (Solopos.com/Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri menambah anggaran beasiswa bagi mahasiswa berprestasi melalui Program Pemberian Penghargaan bagi Pemuda Berprestasi di Wonogiri menjadi Rp10 miliar pada 2023. 

Seiring penambahan anggaran tersebut, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, meminta para mahasiswa penerima turun ke akar rumput saat masa pengabdian. Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan Pemkab tidak menuntut para penerima program kembali ke Wonogiri ketika selesai masa studi di perguruan tinggi.

Advertisement

Mereka dibebaskan mengimplementasikan keilmuan di mana saja. Kendati begitu dia meminta agar para mahasiswa penerima program tidak menganggap diri mereka eksklusif di tengah-tengah masyarakat.

Sebaliknya, para mahasiswa berprestasi yang mendapat bantuan beasiswa dari Pemkab Wonogiri harus bisa inklusif, membaur kepada masyarakat, dan turut membantu menyelesaikan persoalan sosial saat masa pengabdian. 

Advertisement

Sebaliknya, para mahasiswa berprestasi yang mendapat bantuan beasiswa dari Pemkab Wonogiri harus bisa inklusif, membaur kepada masyarakat, dan turut membantu menyelesaikan persoalan sosial saat masa pengabdian. 

“Sekarang jadi mahasiswa bukan lagi hal istimewa, jumlah mereka sudah jutaan. Yang jadi pembeda adalah ketika mahasiswa bisa berkontribusi sesuai di lingkungannya sesuai keahlian atau studi kuliahnya,” kata Jekek saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (18/1/2023).

Sebagai informasi, mahasiswa itu diberi tugas mengabdi kepada masyarakat selama mereka mendapatkan program beasiswa. Bentuk pengabdian tersebut disesuaikan kondisi sosial masyarakat.

Advertisement

Proses pengabdian ini menjadi salah satu indikator penilaian ketika seleksi mahasiswa penerima beasiswa dari Pemkab Wonogiri dilakukan kembali setiap tahun. Bagi mereka yang dianggap tidak aktif di masyarakat, nilai pengabdian rendah dan peluang mendapatkan kembali beasiswa itu berkurang.

Melalui program ini Jekek ingin membangun generasi Wonogiri yang berkualitas. Dengan begitu bisa mendongkrak indeks pembangunan manusia yang saat ini terendah dibandingkan Kabupaten/kota se-Soloraya.

Menyapa Warga

“Kontribusi yang kami harapkan, misalnya sapa lah itu para petani bagi mereka yang belajar pertanian, sapa lah para ibu hamil bagi mereka yang belajar kesehatan, dan sentuh lah itu literasi masyarakat bagi mereka yang belajar pendidikan. Mahasiswa harus begitu,” ujar dia.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Ikatan Mahasiswa Berprestasi (Imapres) Wonogiri, Abimanyu Arya Ramadhan, menyampaikan kenaikan anggaran program yang sebelumnya bernama Program Beasiswa bagi Mahasiswa Berprestasi ini bakal memperluas kesempatan warga untuk melanjutkan kuliah. 

Mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak perlu lagi bingung dengan masalah ekonomi jika mendapatkan program ini. Meski Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi memiliki program beasiswa bidikmisi, program beasiswa dari pemerintah daerah sangat membantu pembiayaan kuliah.

Apalagi bagi mereka yang tidak mendapatkan beasiswa pendidikan lain. “Program ini dibuat tujuan awalnya mengurangi kemiskinan dan sangat membantu mereka yang kesulitan biaya kuliah karena berasal dari keluarga kurang mampu atau miskin. Ini akan meningkatkan angka harapan sekolah di Wonogiri,” ucap Abimanyu kepada Solopos.com via telepon Whatsapp, Rabu (18/1/2023). 

Advertisement

Dia melanjutkan meski belum ada data spesifik yang menyebutkan jumlah mahasiswa di Wonogiri, sejak program ini bergulir motivasi para lulusan SMA untuk melanjutkan kuliah cukup tinggi. Sebab ada akses pembiayaan dari pemerintah daerah.

Menurut Abimanyu, Bupati Jekek terus mendorong para mahasiswa Wonogiri yang menerima beasiswa untuk berkontribusi di masyarakat saat masa pengabdian. Perintah itu sudah dilakukan para mahasiswa di wilayah kecamatan masing-masing. 

“Kami sebenarnya lebih sering ikut andil di program yang sudah dijalankan baik pemerintah daerah maupun pemerintah desa dibandingkan membuat program yang berdiri sendiri,” ujar dia.

Dia mencontohkan penerima beasiswa membantu mendata dan mendaftarkan para pelaku usaha mikro kecil untuk pengurusan nomor induk berusaha. Selain itu berpartisipasi pada pendataan data terpadu kesejahteraan sosial sehingga data itu mendekati valid 100%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif