Soloraya
Kamis, 10 November 2011 - 10:07 WIB

Makam pahlawan nasional yang terabaikan...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MAKAM TERABAIKAN-Sebuah plakat nama di depan makam Prof dr Soeharso di Dukuh Seboto, Desa Seboto, Kecamatan Ampel, Rabu (9/11/2011). Kondisi makamnya kurang terawat. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningyas)

Solopos.com)--Kompleks makam salah satu pahlawan nasional asal Boyolali, Prof dr  Soeharso terletak jauh di pemukiman warga tepatnya di Dukuh Seboto,  Desa Seboto, Kecamatan Ampel.

Advertisement

Memasuki pemakaman sang ahli bedah kebanggaan Indonesia itu, pengunjung harus melewati jalan yang telah mengelupas aspalnya.

Tepat di ujung jalan itu, sebuah makam sangat sederhana itulah menjadi  peristirahatan terakhir bagi dokter yang meninggal dunia pada 27
Februari 1971 itu.

Advertisement

Tepat di ujung jalan itu, sebuah makam sangat sederhana itulah menjadi  peristirahatan terakhir bagi dokter yang meninggal dunia pada 27
Februari 1971 itu.

Bergelar sebagai pahlawan nasional tidak lantas  membuat pemakamannya diistimewakan. Bahkan, ketika 10 November  yang diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional, tidak penghormatan  istimewa baginya setiap tahunnya.

“Masyarakat sekitar yang bergotong-royong membangun dan  memperbaiki makam. Warga setempat hanya tahu almarhum itu orang  besar, pahlawan,” ujar sang juru kunci, Parjan saat ditemui wartawan di  rumahnya, Rabu (9/11/2011).

Advertisement

“Dulu banyak mantan pasien dokter yang berziarah kemari. Mereka  umumnya cacat karena kehilangan kaki ataupun tangan. Mereka sekadar  mengucapkan terima kasih karena nyawanya telah diselamatkan,”  katanya.

Selama 20 tahun menjaga makam sang dokter, Parjan tak begitu mengenal sosoknya. Namun, ia tahu betul sang pahlawan itu telah menyiapkan  liang kuburnya sendiri jauh sebelum dia meninggal.

Soeharso juga yang  menanam beringin di samping makam yang kini tumbuh begitu subur dan
lebat.

Advertisement

Warga sekitar pun hanya tahu sang ahli bedah itu dulu berasal dari  Boyolali. Ia ingin dimakamkan di Seboto, Ampel dekat dengan orangtua serta saudara-saudaranya. Namun, hingga kini tidak diketahui cikal-bakal  atau tempat pasti sang dokter tinggal dan dilahirkan.

Sedangkan, salah satu warga, Suwardi mengaku ikut bangga ada warga  Boyolali menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, pemerintah semoga lebih memerhatikan mereka yang berjasa bagi negara.

(Farida Trisnaningyas)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif