Soloraya
Jumat, 9 September 2022 - 14:36 WIB

Makna Apam Dibalik Tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom Klaten

Yulia Mariska  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu gunungan apam dalam acara Yaqowiyu di Jatinom, Klaten, Jumat (18/11/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Puncak tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten berupa sebaran apam. Selain sebagai simbol permohonan maaf, apam dalam tradisi sedekah bumi memiliki arti sebagai tolak bala.

Dikutip dari www.babad.id, Jumat (9/9/2022), kata apam berasal dari bahasa Arab, yaitu afwan/affuwun. Artinya mohon maaf.

Advertisement

Secara tidak langsung, apam bisa disebut juga sebagai simbol masyarakat Jawa meminta ampunan. Selain simbol permohonan maaf, apam dalam tradisi sedekah bumi memiliki arti sebagai tolak bala.

Apam juga di maknai sebagai kue kebesaran karena kue ini tersedia hanya pada saat ada tradisi yang melibatkan orang banyak. Ada banyak tradisi yang menggunakan apam, namun intinya apam di gunakan ketika ada tradisi mendoakan leluhur atau orang yang sudah meninggal.

Dikutip dari surakartadaily.com, Jumat (9/9/2022), salah satu tradisi sebaran apam yang terkenal ada di Desa Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Upacara tradisional itu bernama Ya Qawiyyu.

Advertisement

Baca Juga: H-1 Sebaran Apam Yaa Qawiyyu, Habib Syech Selawatan di Jatinom Klaten

Tradisi itu sebagai peringatan mengenang Ki Ageng Gribig sewaktu pulang dari ibadah haji pada bulan Safar tahun 1589 M. Semula, hanya terbatas oleh kerabatnya saja. Pada akhirnya, tamu yang datang dari sekitar Jatinom makin banyak hingga tidak bisa di tangani sendiri oleh kerabat Ki Ageng Gribig.

Tradisi sebaran apam Ya Qawiyyu bermula sewaktu Ki Ageng Gribig pulang dari Tanah Suci membawa buah tangan berupa roti. Sudah menjadi kebiasaan di masyarakat sekitar jika setiap berangkat naik haji diantar dan setiap pulang akan diberi ucapan selamat dan ada yang meminta buah tangan dari Tanah Suci.

Advertisement

Lantaran tamu yang datang membeludak, roti yang dibawa dari Tanah Suci tidak cukup untuk menjamu tamu-tamunya. Sewaktu tinggal dua roti tadi, di campurkan untuk membuat apam. Berikutnya, apam disajikan ke para tamu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif