SOLOPOS.COM - Peziarah mengikuti tirakatan malam 1 Suro di Pertapaan Pringgodani, Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar pada Selasa (18/7/2023) malam. (Istimewa/Pengelola Pringgodani Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan peziarah memadati kawasan wisata religi Pertapaan Pringgodani, Kelurahan Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar untuk menjalani tirakat 1 Sura.

Para peziarah mulai berdatangan sejak Selasa (18/7/2023) pagi. Mereka datang secara bergelombang dari berbagai daerah di Indonesia. Puncaknya, para peziarah ini mengikuti doa bersama di Pendapa Pringgodani pada Selasa malam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengurus pengelola Pertapaan Pringgodani Tawangmangu, Parnoto, mengatakan peziarah datang secara berkelompok maupun pribadi dengan menggunakan kendaraan yang diparkir di bawah.

Peziarah harus berjalan kaki menapaki jalan menanjak perbukitan sejauh 2,5 kilometer menuju pertapaan. Tidak ada kendaraan menuju lokasi pertapaan.

Setidaknya membutuhkan waktu satu jam lebih bagi pengunjung berjalan dari lokasi parkir ke pertapaan. Para peziarah juga harus siap dengan udara dingin pegunungan saat menuju lokasi pertapaan.

“Para peziarah sudah datang dari Selasa pagi. Puncaknya mereka mengikuti doa bersama di pendapa pada malam 1 Sura,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (19/7/2023).

Doa bersama dipanjatkan untuk negara Indonesia agar semakin makmur menuju sejahtera. Para peziarah, lanjut dia, tampak khusyuk mengikuti doa bersama tersebut.

Dia mengatakan kawasan wisata religi Pringgodani yang terletak di kaki Gunung Lawu menyimpan jejak sejarah. Lokasi ini menjadi tujuan wisata spriritual masyarakat Jawa terutama saat 1 Sura.

Parnoto mengatakan kompleks pertapaan Pringgodani berdasarkan sejarah merupakan petilasan Raja Majapahit yang terakhir, Prabu Brawijaya V. Ia disebut melarikan diri dari musuh-musuhnya sampai kemudian meninggal atau disebut moksa di sana.

Pringgodani sejak dahulu kala dikenal sebagai lokasi berdoa bagi masyarakat Jawa. Mereka berdoa dan menepi di pertapaan Pringgodani.

Sebelum melakukan ritual pertapaan, pengunjung akan membersihkan diri terlebih dahulu di sendang Gedang. Kemudian di Sendang Temanten, sendang Panguripan yang lokasinya tidak jauh dari pertapaan Pringgodani.

Dia mengatakan sendang itu menjadi tujuan lokasi ritual pengunjung sesuai dengan hajat (keinginan). Sendang Panguripan misalnya, sebagai sumber kehidupan.

Kemudian ada juga Sendang Temanten dengan pancuran tujuh untuk pengobatan dan bersuci. Di sendang ini biasanya banyak pengunjung memanjatkan permohonan tertentu.

“Jadi mereka yang datang ke sini karena ada tujuan tertentu,” kata dia.

Dia mengatakan sampai saat ini pertapaan Pringgodani banyak dikunjungi masyarakat yang menginginkan permohonan tertentu. Seperti kenaikan pangkat, jabatan lurah hingga calon wakil rakyat banyak yang datang ke Pringgodani.

Pengunjung biasanya mandi di sendang sebagai puncak ritual mereka pada tengah malam.

“Selama 1 Sura ini ditempatkan sukarelawan yang siap membantu para peziarah. Sukarelawan langsung mengevakuasi jika ada peziarah sakit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya