SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO — Dana hibah dari Pemkot untuk Keraton Solo tak kunjung cair hingga saat ini. Kendati demikian, pihak Keraton tetap akan menggelar Peringatan Malam Selikuran Puasa 2013, Minggu (28/7/2013).
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo mengatakan peringatan malam selikuran puasa diadakan di Masjid Agung sejak tiga tahun ini.
“Masak gara-gara tidak ada dana dari Pemkot terus tradisi yang sudah ada ini berhenti. Tentu tidak. Acara tetap akan berjalan walau pun sederhana. Kirab seribu tumpeng dari Keraton menuju Masjid Agung Solo juga tetap diselenggarakan. Sebelumnya acara itu digelar di Sriwedari,” jelas Winarno kepada wartawan Rabu (24/7/2013).
Winarno mengisahkan, acara malam selikuran di Sriwedari dilaksanakan pada era Raja Solo, Paku Buwono (PB) X. Alasan di Sriwedari, biar masyarakat dapat menikmati gelaran malam selikuran sekaligus untuk meramaikan bon raja di Sriwedari.
“Sudah tiga tahun ini acara malam selikuran diadakan di Masjid Agung. Yang penting tidak menghilangkan esensi malam selikuran. Kalau merunut sejarah, sebelum PB X itu malah digelar Masjid Agung. Jadi tidak salah apabila diselenggarakan di masjid untuk mengembalikan esensi tradisi malam selikuran pada tradisi sebelumnya,” jelas Winarno.
Dia menerangkan rangkaian peringatan malam selikuran disertai kirab seribu tumpeng baik kecil maupun besar. Sebelum tumpeng dibawa ke Masjid Agung akan dikirab lebih dulu mengelilingi kawasan Keraton.
“Jika sudah sampai di masjid akan dibacakan doa dan sejarah malam selikuran, kemudian dibagikan ke masyarakat,” paparnya.
Kirab seribu tumpeng akan diikuti oleh 500 abdi dalem Keraton. Secara teknis, kata Winarno, tumpeng keluar Keraton setelah salat tarawih dan mengelilingi Keraton dengan membawa obor atau
lampu ting.