Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Seperti diungkapkan oleh Sugeng, 35, warga Bareng, Klaten Tengah kepada Solopos.com, Jumat (17/8/2012) pagi. Dia mengatakan saat malam takbiran dia dan tetanggannya selalu susah tidur karena suara konvoi kendaraan bermotor yang sangat keras. Selain itu ia menilai konvoi saat malam takbiran itu tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. “Apa ada ajaran untuk konvoi saat takbiran,” kata Sugeng.
Selain itu dia juga mengatakan, konvoi tersebut juga bisa menimbulkan kecelakaan dan rasa tidak nyaman bagi para pengguna jalan yang lain. “Jalanan sudah padat karena orang mudik, kenapa malah ditambah-tambahi dengan acara konvoi,” sambungnya.
Warga lain, Setyoko, juga mengatakan hal yang sama. Dia justru menilai ada kesan pembiaran terhadap konvoi tersebut dari pihak kepolisian. Dia mengatakan jika ada peringatan yang keras dari pihak polisi, sudah pasti tidak ada lagi remaja yang melakukan konvoi saat takbiran. “Kesannya itu dibiarkan saja, sehingga tiap tahun jumlah remaja yang ikut konvoi semakin banyak. Sebagai warga saya berharap agar ada kesadaran dari para remaja untuk tidak melakukan konvoi.” kata Setyoko.
Sementara itu Kapolres Klaten AKBP Kalingga Rendra Raharja mengaku akan menindak tegas bagi siapa saja remaja yang melakukan konvoi saat malam takbiran. Pihak kepolisian tidak segan-segan akan membubarkan konvoi tersebut dengan paksa. Selain itu polisi juga akan menertibkan bagi kendaraan yang menggunakan kenalpot tidak sesuai standar.
Kalingga juga menambahkan pihak Polres Klaten juga akan lebih waspada dalam menjaga keamanan selama lebaran ini. Dia berharap kasus penembakan Pos Pengamanan di Solo tidak terjadi di wilayah Klaten. “Kami akan waspada, tidak hanya di titik-titik Pos Pam, melainkan wilayah sekitar juga harus kita jaga,” kata Kalingga kepada Solopos.com.