Soloraya
Selasa, 13 Agustus 2013 - 18:05 WIB

MALEMAN SRIWEDARI : DPRD Nilai Event Asal-Asalan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Gelaran Maleman Sriwedari mendapat sorotan dari kalangan DPRD Solo. Pasalnya, penyelenggaraan event yang menjadi primadona hiburan masyarakat masa lampau tersebut dinilai asal-asalan.

Bahkan, Anggota Komisi IV, Umar Hasyim, menilai penyelenggaraan Maleman Sriwedari tak ubahnya seperti pasar malam biasa. Padahal, kegiatan itu dibiayai APBD serta didasari niatan untuk melestarikan budaya.

Advertisement

“Itu kan dibiayai pemkot. Jadi sebenarnya ini untuk nguri-nguri sejarah atau hanya ingin sebagai obyek wisata? Itu kan ada nilai sejarah, ada nilai religius. Ini yang justru tidak menonjol selama ini,” ungkapnya saat ditemui di DPRD Solo, Selasa (13/8/2013).

Pihaknya menilai gelaran Maleman Sriwedari saat ini sudah kehilangan rohnya. Event yang diselenggarakan mulai pertengahan Ramadan tersebut semestinya kental dengan nuansa religius karena digelar guna menyambut malam Nuzulul Quran.

Lantaran hal tersebut, pihaknya menyayangkan gelaran itu hanya bersifat komersil tanpa mempertimbangkan nilai sejarah Maleman Sriwedari diselenggarakan. Terlebih, gelaran tersebut justru mengganggu masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Advertisement

“Apa disana menjelaskan sejarah adanya Maleman Sriwedari. Semestinya ada panggung untuk dakwah. Saya bukan bermaksud apa-apa, tetapi kegiatan itu harus kembali pada rohnya,” jelas dia.

Lebih lanjut, Umar menyampaikan pihaknya bakal mengklarifikasi penyelenggaraan tersebut kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).

“Kalau terus-terusan seperti ini, ya lebih baik tidak usah diselenggarakan saja. Saya tidak tahu persis siapa panitianya, tetapi kami berharap kedepan acara ini dikelola oleh pihak-pihak yang benar-benar tahu tentang sejarah Maleman Sriwedari,” terangnya.

Advertisement

Ditambahkan Umar, klarifikasi yang dilakukan termasuk mempertanyakan bentuk kerja sama serta sharing pendapatan antara pemkot dengan panitia selama acara tersebut digelar.

Kepala Disbudpar Solo, Widi Srihanto, menuturkan Maleman Sriwedari dibiayai APBD 2013 senilai Rp37 juta. Dijelaskannya, kegiatan tersebut dikelola oleh pihak ketiga.
“Bentuknya, kami punya program terus dijalankan oleh pihak lain. Mereka berhak menarik sewa stan bagian dari pelaksanaan,” jelas dia.

Widi mengakui Maleman Sriwedari belum sepenuhnya sempurna. Dijelaskannya, pengembalian gelaran seperti pelaksanaan semula sulit dilakukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif