Soloraya
Minggu, 24 Oktober 2010 - 21:59 WIB

Mancing di urban forest Bengawan Solo, murah dan nyaman

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di bawah naungan kertas kardus produk teko cor yang dilipat, Yatno, 40, warga RT 1/RW VIII Pucangsawit, Jebres, bersembunyi dari panas sengat matahari, Minggu (24/10) siang. Sendirian, laki-laki beranak dua itu asik memperhatikan kail pancingnya yang terjulur ke air Sungai Bengawan Solo.

Sesekali ditarik dan diperiksanya umpan buatannya dari campuran pakan ayam dengan gandum dan tempe busuk. “Refreshing saja mas, mumpung hari libur dan tidak ada kerjaan,” ujarnya saat Espos menyapa. Kendati baru mendapatkan satu ekor ikan wader, wajah pegawai pabrik plastik di Pucangsawit itu tak terlihat kecewa. Alih-alih mencari lokasi yang ramai ikan, Yatno malah menelepun istrinya meminta kiriman jatah makan siang.

Advertisement

Sekelumit gambaran di atas merupakan potret ritual para penggemar mancing di Sungai Bengawan Solo. Tak berorientasi pada target jumlah ikan yang berhasil dipancing, kebanyakan dari mereka sebatas menyalurkan hobi. Bukan Yatno saja tentunya, puluhan pemancing yang siang itu juga beraksi di Bengawan Solo, mempunyai pendapat serupa. Di tengah kesibukan kerja dan pelik kehidupan, memancing seolah menjadi media penyegaran kembali semangat.

Apalagi bila hobi tersebut bisa disalurkan dengan biaya minim namun tetap khidmat seperti di Sungai Bengawan Solo. Salah satu tempat baru favorit para pemancing yakni sekitar hutan kota (urban forest) Sungai Bengawan Solo tepatnya di Kelurahan Pucangsawit. Di taman ini pemancing bisa mengajak serta anggota keluarga. Bukan hanya untuk memancing melainkan juga menikmati keindahan taman dan Sungai Bengawan Solo. Apalagi saat debit sungai meninggi.

Menurut penuturan warga jumlah pemancing di urban forest semakin banyak dan tak kenal waktu. Saat bulan bersinar lembut dan langit tak menurunkan tetes-tetes airnya, urban forest seolah berubah menjadi arena adu mancing. Bibir sungai yang kini bersih dari rumput dan tanaman liar membuat para pemancing betah.

Advertisement

Urban forest mulai dikerjakan 15 Maret 2010 dari wilayah RW VI Pucangsawit. Warga yang selama ini tinggal di daerah itu telah pindah ke Perumahan Solo Elok, Mojosongo. Pemkot Solo menargetkan pembangunan urban forest 750 meter, sesuai rencana dalam detail engineering design, rampung tahun depan.

kur

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Forrest Urban
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif