Soloraya
Sabtu, 6 Mei 2023 - 18:00 WIB

Mandiri Pangan! Wanita Tani di Klaten Manfaatkan Pekarangan untuk Tanam Sayuran

Liliana Nur Hanifa  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok Wanita Tani (KWT) sedang memanen sayur bayam, Jumat (05/5/2023).

Solopos.com, KLATEN —  Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berada di Dukuh Kebak, Bolali, Wonosari, Klaten, manfaatkan botol bekas dan lahan warga untuk menanam tanaman organik serta ternak lele.

Perwakilan Kelompok Wanita Tani, Sri Wahyuni, Jumat (5/5/2023), mengatakan ada dua lahan warga yang dimanfaatkan dengan ukuran berbeda.

Advertisement

Ukuran lahan yang lama kira-kira 7 meter x 10 meter, sedangkan lahan yang baru kurang lebih sekitar 100 meter.

“Lahan 1 [lahan lama] dan lahan 2 [lahan baru] sebenarnya sama saja untuk jenis tanamannya, yang membedakan hanya pada ukurannya,” lanjut Sri.

Advertisement

“Lahan 1 [lahan lama] dan lahan 2 [lahan baru] sebenarnya sama saja untuk jenis tanamannya, yang membedakan hanya pada ukurannya,” lanjut Sri.

Sementara, tanaman yang ada di lahan tersebut bermacam-macam mulai dari sayuran yang berupa, kangkung, bayem, pare, terong, tomat, cabai (hijau, rawit, kriting/cabai besar merah), bunga kol, brokoli, sawi, seledri, daun bawang, kacang panjang, dan kacang tanah.

Sementara, untuk buah-buahan berupa ada pepaya, stroberi, anggur, rambutan, dan jambu air. Selain itu, juga ada apotek hidup berupa, jahe, kunyit, kencur, lengkuas, temulawak, dan serai.

Advertisement

Tidak semua sayuran ditanam di lahan, ada juga yang ditanam kedalam botol plastik dengan tujuan mengurangi limbah plastik dan tidak memakan tempat untuk lahan yang banyak.

Tanaman yang ditanam ke dalam botol hanya tertentu dengan ukuran kecil seperti daun bawang, bayam, kangkung, dan seledri.

KWT dibentuk sekitar tiga tahun diawali dari mengikuti perlombaan pemanfaatan pekarangan rumah di tingkat Kelurahan Bolali. Saat itu, KWT mendapatkan juara harapan dua dan mendapatkan hadiah sebesar Rp1,5 juta.

Advertisement

Hadiah itu kemudian dimanfaatkan untuk membuka satu lahan pertanian baru. Pembuatan lahan baru sudah berlangsung selama satu tahun yang lalu. Namun untuk peternakan lele baru dibuat pada dua bulan lalu.

Pertanian tersebut memanfaatkan pupuk organik sehingga menyebabkan harga jual bahan pangannya jadi lebih tinggi jika dibandingkan harga pasaran.

Melalui kegiatan itu mereka bisa mandiri dengan menghasilkan cuan. Harga jual sayuran mulai dari Rp3.000 – Rp5.000/ikat, sedangkan untuk cabai diharga Rp3.000/plastik, apotek hidup dibanderol dengan harga Rp2.000/plastik, dan untuk jahe Rp5.000/plastik.

Advertisement

“Pertanian di sini [Dukuh Kebak] memang dijual mahal, karena menggunakan pupuk organik. Meski penjualannya mahal, tetap ada warga yang mau membeli dengan harga berapapun demi kesejahteraan Dukuh Kebak,” kata Sri.

Jumlah Anggota Kelompok Tani saat ini ada 50 orang. Setiap hari nya untuk perawatan tanaman dijadwal per hari lima orang.

“Dengan jumlah anggota yang banyak, kadang tidak semuanya datang untuk piket, dan biasanya untuk piket dilakukan sore hari mulai pukul 4 sampai selesai,” ungkap Kelompok Wanita Tani, Ria Nur Anita.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif