SOLOPOS.COM - Para siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Plupuh, Sragen, menyusun ecobrick menjadi nama sekolah di depan sekolah tersebut, Selasa (20/2/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tumpukan kain perca menggunung di Aula SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Plupuh, Sragen. Kain tak terpakai itu dipotongi kecil-kecil oleh para siswi. Sementara para siswa memasukkan potongan kain perca itu ke botol bekas air mineral sampai padat.

Botol-botol yang sudah terisi kain perca itu kemudian dikumpulkan menjadi satu. Bahkan ada yang diikat membentuk lingkaran. Aktivitas tersebut dilakukan 32 siswa dari jenjang Kelas VII, VIII, dan IX pada  Selasa (20/2/2024). Mereka merencanakan jauh hari untuk membuat ecobrick dengan memanfaatkan sampah botol bekas dan kain perca.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Mereka mengumpulkan botol bekas itu sejak sebulan lalu. Hingga kini sudah terkumpul lebih dari 1.000 botol. Ecobrick rencananya dibuat menjadi instalasi berbentuk huruf-huruf kapital setinggi 60 cm dan lebar 40 cm. Huruf-huruf besar itu membentuk tulisan SMP BIRRUL PLUPUH. Sebagian ecobrick itu juga akan dibuat kursi dan meja.

Kegiatan itu digelar untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024, tepatnya Rabu (21/2/2024) besok. Setiap ecobrick ditimbang untuk memastikan kepadatan kain dalam botol. Setiap ecobrick beratnya 250 gram yang ditimbang dengan timbangan digital.

“Kalau ada yang beratnya kurang 250 gram disendirikan dan ditambahi kain. Kalau kurang beratnya nanti bisa mengembun dan berjamur. Dengan kepadatan tertentu tidak sampai mengembun,” ujar salah satu siswi Kelas VIII, Alfiana Rahmani, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang.

Ribuan botol itu dikumpulkan Alfiana dan teman-temannya sejak Januari 2024 lalu. Setiap hari mereka setor botol. Kalau di rumah kehabisan botol bekas, Alfiana mencari botol bekas di rumah tetangga. Selama sebulan, Alfiana bisa mengumpulkam 40-an botol.

Demikian halnya dengan siswa Kelas IX, Fadil Ibrahim Attaqy, juga membawa botol setiap hari ke sekolah. Dia sampai lupa berapa banyak botol yang sudah ia kumpulkan saking banyaknya. Setiap siswa bisa memasukan kain ke dalam botol sebanyak 5-10 botol ecobrick dalam sehari. “Sebenarnya mudah memasukan kain itu tetapi butuh waktu lama,” katanya.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Setyo Nugroho, mengungkapkan pembuatan ecobrick ini dilakukan sebagai bentuk pengolahan sampah. “Untuk kebutuhan ecobrick tulisan SMP BIRRUL PLUPUH membutuhkan 700 ecobrick. Gerakan ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Banyak ditemui sampah plastik di masyarakat yang tidak dimanfaatkan sehingga muncul ide membuat ecobrick. Kami menggerakan 32 siswa dan para guru juga ikut mengumpulkan,” ujarnya.

Pembuatan ecobrick ini merupakan kali pertama yang dilaksanakan SMP tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya