SOLOPOS.COM - Tugu adipura di simpang lima atau Proliman Sukoharjo, Rabu (14/7/2021). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Total jumlah program kampung iklim (Proklim) di Sukoharjo diklaim terbanyak di Jawa Tengah, yakni 60 kampung. Pengembangan proklim menitikberatkan pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis masyarakat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agus Suprapto, mengatakan total jumlah proklim di Sukoharjo 60 kampung yang tersebar di 12 kecamatan. Kampung proklim terbanyak di wilayah Kecamatan Kartasura. Hampir setiap desa/kelurahan memiliki kampung proklim.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Jumlah proklim di Sukoharjo terbanyak di Jawa Tengah. Daerah lain tidak sampai 50 kampung. Artinya, kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim cukup tinggi,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (21/6/2022).

Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 84/2016 tentang Program Kampung Iklim menyebutkan proklim bisa dikembangkan di wilayah administratif paling rendah setingkat rukun warga (RW). Tentunya, pengembangan proklim membutuhkan peran serta dan keterlibatan aktif masyarakat setempat.

Dia menambahkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dilakukan untuk penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. “Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus berbasis masyarakat. Ini isu prioritas lingkungan hidup untuk mengurangi dampak pemanasan global atau global warming,” ujar dia.

Baca juga: Delegasi G20 bakal Kunjungi Sukoharjo, Ini Deretan Lokasi yang Dituju

Agus menyebut ada beberapa isu strategis lingkungan hidup di Sukoharjo seperti inovasi dalam mengembangkan proklim, ekowisata berbasis masyarakat serta integrated farming di lahan pertanian. Pemerintah telah berupaya menindaklanjuti isu prioritas lingkungan hidup dengan menggalakkan penanaman bibit pohon di sejumlah lokasi.

Hal ini bagian dari implementasi smart environment atau pengelolaan lingkungan pintar. “Kampung proklim di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura menyabet penghargaan sebagai kampung proklim kategori lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Ini menjadi percontohan dalam mewujudkan smart environment,” papar dia.

Belum lama ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo meraih penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra dari pemerintah pusat. Penghargaan itu wujud apresiasi pemerintah terhadap pimpinan daerah baik eksekutif maupun legislatif yang merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program kerja sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan menuju green economy.

Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Perajin Gitar Ngrombo Sukoharjo Terimbas Pandemi

Sementara itu, Kepala Desa Pondok, Kecamatan Nguter, Sudarno, mengatakan kampung proklim di Dusun Bodeyan merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup.

Masyarakat diberdayakan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan atau halaman rumah untuk menanam berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan. Saat pandemi Covid-19, mereka bisa memetik sayuran dan buah-buahan untuk dikonsumsi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya