SOLOPOS.COM - Kondisi gedung Lembu Suro yang menjadi lokasi selfie baru di Boyolali. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Seniman tari muda Boyolali menciptakan sebuah tari rakyat saat workshop seni tari rakyat kreasi yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali. Workshop bertempat di Maxone Hotel Loji Boyolali pada Senin-Kamis (7-10/3/2022).

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Sarji, mengungkapkan workshop dilaksanakan selama empat hari, namun kreasi seniman muda Boyolali hanya dibuat tiga hari mulai koregrafi hingga musik pengiringnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Workshop kemarin dapat menelurkan karya seni tari, salah satunya bernama tari rakyat kreasi Amita Lembu Abipraya. Kami ingin menggali potensi seniman-seniman muda untuk bisa mengekspresikan dirinya. Dan ternyata betul, seniman-seniman muda tersebut ketika kami rengkuh dan fasilitasi, hasilnya luar biasa,” kata Sarji mewakili Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Asal Usul Tari Topeng Ireng, Wajah Budaya Lereng Merbabu Boyolali

Lebih lanjut, Sarji mengungkapkan tujuan workshop tari tersebut adalah untuk menggali potensi seniman muda Boyolali. “Ini sesuai dengan keinginan Pak Bupati [Said Hidayat], jangan sampai Boyolali pedhot [putus] regenerasinya. Artinya kami harus menggali potensi seniman-seniman muda agar mereka diberikan ruang dan tempat untuk berkreasi,” ungkap dia.

Sarji juga menyoroti banyaknya tarian rakyat yang terkenal di Boyolali ternyata bukan warisan budaya takbenda (WBTb) Boyolali. Ia mencontohkan seperti tarian topeng ireng dan juga gedruk.

“Misalnya tarian topeng ireng, itu kan di WBTb punyanya Magelang. Gedruk itu di WBTb punyanya Jogja. Kalau semacam ini terus, kami hanya akan membesarkan punya orang. Harapan saya ke depan, kami betul-betul bisa membesarkan hasil karya kami sendiri,” kata dia.

Baca juga: Kisah Perempuan Tangguh Penambang Pasir di Kali Gandul Boyolali

Saat disinggung mengenai tujuan akhir dari pembuatan tari kreasi asli Boyolali untuk dijadikan tari ikon Boyolali, Sarji mengungkapkan perjalanan menuju tari ikon Boyolali masih jauh. Namun, ia akan bersyukur jika hal tersebut benar-benar dapat terjadi.

“Harapannya, apabila hasil kami direspons oleh para pengampu kepentingan di Boyolali, kami memiliki gagasan jauh ke depan, kalau bisa menjadi salah satu ciri tari Boyolali. Kalau tari ikon Boyolali prosesnya masih lama. Tapi mudah-mudahan sampai menjadi ikon, kalau bisa sampai sana ya Alhamdulillah,” ungkap dia.

Makna Penamaan Tari

Sementara itu, seniman muda Boyolali sekaligus koreografer tari Amita Lembu Abipraya, Wahyu Saputra, 24, mengungkapkan penamaan tari memiliki arti tersendiri.

“Amita adalah semangat yang tidak pernah pudar, Abipraya yang berarti harapan, karya tari ini diharapkan akan terus tetap memberi nilai spirit kehidupan. Lembu yang berarti sapi karena Boyolali bisa dikatakan penghasil susu sapi. Namun, di sisi lain, lembu merupakan identitas komoditi masyarakat Boyolali,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (12/3/2022).

Baca juga: Fans Boyband BTS di Boyolali Sukses Buat Korean Cake, Segini Hasilnya

Untuk gerakan dalam tari Amita Lembu Abipraya, lelaki yang akrab disapa Yusa tersebut mengungkapkan ada beberapa gerakan yang mengambil dari gerakan kegiatan sehari-hari masyarakat Boyolali.

“Ada beberapa gerakan yang mengambil gerakan dari kegiatan masyarakat Boyolali seperti turun gunung, gotong royong, dan lain-lain. Gerakannya saya gambarkan sederhana, berulang-ulang, kompak dan energik begitu,” kata dia.

Yusa melanjutkan tarian yang ia dan tim sanggarnya buat selama tiga hari tersebut masih tetap akan disempurnakan gerakan maupun musik pengiringnya.

“Koreografi kemarin masih saya eksplorasi agar ada variasi. Untuk tarian kemarin itu maksudnya tarian kerakyatan kreasi, biar Boyolali punya kesenian yang asli. Kalau kemarin kan topeng ireng, kuda lumping, gedruk bukan asli Boyolali. Saya juga sebagai pemuda Boyolali, ingin membuat tari itu, biar Boyolali punya sendiri,” jelas Yusa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya