SOLOPOS.COM - Penyerahan hadiah kepada pemenang lomba esai Juara Harapan oleh Bawaslu Sukoharjo di Hotel Tosan, Rabu (12/10/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sukoharjo menggelar lomba esai dalam rangka memperingati HUT Keempat Bawaslu Kabupaten/ Kota.

Siswi SMAN 1 Kartasura berhasil menjadi juara pertama setelah mengalahkan 16 peserta lain. Pengumuman pemenang lomba tersebut disampaikan di Hotel Tosan, Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (12/10/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam lomba esai tersebut ada tiga tema yang diangkat Bawaslu Sukoharjo. Tema pertama membahas soal pelajar dan pengawasan partisipatif pemilu/pilkada 2024.

Tema kedua adalah soal peran pelajar dalam pengawasan pemilu atau pilkada serentak 2024. Tema terakhir yakni soal Bawaslu dan Keadilan pemilu atau pemilihan.

Siswi kelas XII IPA I SMAN 1 Kartasura, Hanifah Anisa Wildan, mengatakan penulisan esainya berkaitan tentang Peran Pelajar Dalam Pengawasan Pemilu cukup sulit. Dalam esainya Hanifah menuliskan peran apa saja yang bisa dilakukan pelajar untuk pengawasan pemilu.

Baca juga: Sebulan Dibuka, Lowongan Pemantau Pemilu Sukoharjo Nol Pendaftar

“Ini kali pertama menulis soal politik, saya riset dulu sebelumnya saya membaca beberapa jurnal dibantu orang tua dan guru pendamping. Bagi saya lumayan sulit karena belum pernah ikut pemilu, 2024 itu pemilu pertama saya. Jadi penulisan esai ini cukup sulit,” terang Hanifah usai menerima penghargaan dari Bawaslu.

Namun tekadnya mencari pengalaman mampu menepis anggapan sulit itu, selain itu ketertarikan menyongsong pemilu 2024 juga memicunya melahirkn karya tersebut. Dia mengatakan cukup senang dan bangga dengan capaiannya itu meskipun baru kali pertama dilakukan.

Dalam esainya dia menuliskan beberapa poin di antaranya peran pelajar yang pertama yaitu mengikuti tahapan pemilu dengan baik, kedua mengajak teman-teman, ketiga melaporkan ke Bawaslu jika terjadi kecurangan atau sesuatu yang tidak boleh dilakukan saat pemilu.

Ketua Bawaslu Sukoharjo, Bambang Muryanto mengatakan leomba tersebut digelar untuk mendorong, mengingatkan, dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024.

“Sekaligus kami mengapresiasi dan mengedukasi serta memberikan ilmu terkait kepemiluan agar menambah khazanah keilmuan mereka. Kami memilih lomba esai karena terkait dengan literasi siswa-siswi, karena mereka tidak serta merta menulis tanpa membaca, memahami dan mendalami,” terang Bambang.

Baca juga: 2 Organisasi Berkonsultasi ke Bawaslu Sukoharjo, Ini Daftarnya

Dari situ pihaknya berupaya menggugah siswa-siswi paling tidak peduli dan mau mengerti apa itu Bawaslu dan Pemilu baru bisa menulis. Ketika sudah tahu, peduli dan mengerti menurutnya pengawasan partisipatif akan berjalan sendirinya, begitu harapnya.

“Kalau peserta ada 17 yang lolos dan memenuhi syarat dari 11 SMA di Sukoharjo. Kemarin lolos 6 finalis sudah kami uji 2 Oktober 2022. Penilaian terkait penulisan, bobot dan isi sementara penilainya dari tim panelis dengan unsur media, akademisi dan Bawaslu,” jelas Bambang.

Ketika masyarakat lebih paham terkait pemilu paling tidak menurutnya cita-cita bangsa akan terwujud. Karena selama ini pemilu dinilai kurang demokratis banyak money politic, banyak kecurangan, tetapi selalu di limpahkan kepada elit dan penyelenggara saja.

“Padahal orang-orang yang ditengah [masyarakat] bisa ikut mempengaruhi proses ini, itu yang kami dorong. Selama ini kan orang-orang yang di tengah ini ngambang saja, hanya ikut alur. Tetapi jika golongan tengah berperan pasti bisa mempengaruhi, hasil pemilu pun bisa dipengarhui ketika mereka menentukan pilihan yang benar. Jangan diam saja, itu harapan kami,” tegas Bambang.

Paling tidak jika tidak menjadi pengawas partisipatif kata dia, masyarakat harus turut peduli dalam tahapan pemilu. Sekiranya dalam sebuah tahapan yang dinilai tidak sesuai aturan bisa langsung disampaikan kepada pihaknya untuk segera ditindak lanjuti dan akan disampaikan kepada seluruh pihak.

Baca juga: Sering Terjadi Pelanggaran, Bawaslu dan Polres Sukoharjo Bersinergi

“Jangan dilihat pelanggarannya tetapi mari kita awasi dan laksanakan prosesnya dengan baik. Masyarakat mempunyai fungsi melaporkan jika ada potensi pelanggaran. Baik itu money politik, netralitas ASN, intimidasi, dan terkait dengan pelanggaran administrasi. Mungkin dalam penulisan data pemilih, penggunaan fasilitas negara untuk kampanye semua bisa dilaporkan. Masyarakat juga berhak mengingatkan kepada peserta maupun penyelenggara,” ujar Bambang.

Dia menekankan untuk tidak mengatakan pemilu tidak demokratis jika kita mengetahui sebuah pelanggaran tetapi diam saja meskipun pelanggaran kecil. Menurutnya itu pembiaran yang tidak sehat. Dia berharap segera ada laporan agar diperbaiki sebelum ditetapkan sebagai hasil.

“Bawaslu saya kira terbatas ya karena personel kami terbatas, kalau tidak ada informasi masukan masyarakat kami tidak bisa maksimal. Sehingga jika ada informasi dari masyarakat kami bisa melakukan pencegahan sebelum menjadi sebuah pelanggaran,” terangnya.

Lebih lanjut daftar pemilih tetap (DPT) biasanya menjadi permasalahan ketika hasil pemilu terjadi selisih data karena data tidak akurat dan mutakhir, tetapi ketika diminta membuktikan itu juga tidak bisa.

Sebab menurutnya selama proses penyusunan DPT, respons peserta pemilu hampir tidak ada untuk memberikan masukan kecuali di dua pemilu terakhir di mana sudah ada masukan terkait DPT dari parpol maupun pasangan calon.

Baca juga: Banyak Penyandang Disabilitas di Sukoharjo Belum Punya KTP-el



“Ini bagus, akhirnya ketika kalah juga legawa. Itu juga akan mengurangi friksi permasalahan sekecil apa pun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya