SOLOPOS.COM - Kepala Disporapar Boyolali, Supana (kiri), dalam acara pelatihan Silajuwita dan sosialiasi TDUP di Bungalow, Selo, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Istimewa/Tim Liputan Diskominfo Boyolali)Kepala Disporapar Boyolali, Supana (kiri), dalam acara pelatihan Silajuwita dan sosialiasi TDUP di Bungalow, Selo, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Istimewa/Tim Liputan Diskominfo Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali pada 2023 ini mulai menerapkan sistem pendataan wisatawan yang masuk yang datang ke Kota Susu secara digital lewat website Silajuwita.

Terkait itu, Disporapar menyosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada 100 pengelola usaha wisata, perhotelan, dan desa wisata pada Selasa dan Rabu (21-22/2/2023) di Bungalow Selo, Boyolali.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Disporapar Boyolali, Supana, menjelaskan melalui Silajuwita atau Sistem Pelaporan Kunjungan Wisata, data kunjungan turis di Boyolali dapat terdeteksi setiap bulannya. Ia mengungkapkan pentingnya data tersebut untuk digunakan Pemkab Boyolali dalam menentukan arah kebijakan terkait sektor pariwisata.

“Nanti kami di kantor akan terkoneksi dengan para pengelola pariwisata di semua sektor. Sehingga akan sangat terukur dalam rangka menentukan kebijakan Bupati dalam mengembangkan pariwisata di Boyolali yang sedang menggeliat,” ungkap Supana seperti dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa.

Lebih lanjut, ia menjelaskan para pengelola tempat wisata tersebut akan diberikan teori dan praktik terkait pendataan kunjungan wisatawan lewat Silajuwita di Selo. Selain itu, kegiatan dua hari tersebut juga akan menyosialisasikan tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP).

Supana menyebut setiap bulan di lereng Gunung Merapi dan Merbabu selalu muncul destinasi wisata baru. Sehingga perlu dilakukan pengisian tanda daftar usaha pariwisata (TDUP) untuk mengetahui jumlah destinasi wisata. Ia pun mengimbau para pengelola tempat wisata untuk melengkapi izin resmi dari Pemkab Boyolali.

“Sektor pariwisata diharapkan bisa memberikan tambahan PAD [pendapatan asli daerah]. Secara multiefek juga memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat sekitar. Jadi, kami selalu memberikan edukasi kepada para pengelola destinasi dari sisi safety atau pengamanan dan dari sisi perizinan serta pelaporan,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia berharap para pengelola destinasi wisata dapat segera memenuhi persyaratan perizinan, standardisasi, sisi kenyamanan, keindahan, dan sapta pesona. Ketika hal tersebut tercapai, lanjut dia, maka akan mampu menarik banyak wisatawan ke Boyolali.

Sementara itu, peserta pelatihan Silajuwita dan sosialisasi TDUP asal Desa Wisata Lencoh, Subagyo, menyambut baik adanya kegiatan tersebut. Ia mengungkapkan pelatihan Silajuwita dan sosialisasi TDUP sangat dinanti oleh kelompok-kelompok pengelola wisata di Boyolali, khususnya di kecamatannya, Selo.

Bagyo berharap pelatihan Silajuwita dan TDUP dapat memberikan pengetahuan baru untuk pengelola wisata terkait manajemen konsep pelaporan, administrasi, pemasaran, dan sistem pengelolaan yang lebih andal.

“Dengan berbagai macam pelatihan sangat diperlukan untuk pemberdayaan dan menambah ilmu dari pengelola wisata di Kecamatan Selo serta di Kabupaten Boyolali,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya