SOLOPOS.COM - Ribuan warga berebut gunungan yang berisi aneka makanan saat Grebeg Pangan 2012 di Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi Solo, Minggu (14/10/2012). Grebeg Pangan 2012 dimeriahkan 40 gunungan yang dibuat dari berbagai aneka makanan dalam rangka memperingati hari pangan se-dunia.
Ribuan warga berebut gunungan yang berisi aneka makanan saat Grebeg Pangan 2012 di Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi Solo, Minggu (14/10/2012). Grebeg Pangan 2012 dimeriahkan 40 gunungan yang dibuat dari berbagai aneka makanan dalam rangka memperingati hari pangan se-dunia.
SOLO–Sebuah gunungan sayuran menyerupai manusia mengejutkan penikmat car free day (CFD), Minggu (14/10/2012) pagi. Kepalanya terbuat dari labu, sementara badannya terdiri dari sawi, kol, pare, tomat dan sayuran lain.
”Manusia sayuran” setinggi 1,5 meter ini tampak mengangkat kedua tangannya tanda kekuatan. Ya, inilah salah satu gunungan dalam Grebeg Pangan Sehat 2012 memperingati Hari Pangan Sedunia.
Gunungan unik itu dibikin Yayasan Kakak bekerja sama dengan Komunitas Healthy Food Healthy Living (HFHL) dan pemuda Semanggi. ”Butuh semalam untuk membuatnya,” ujar Direktur Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati, kepada Solopos.com seusai acara.
Menurut Shoim, gunungan tersebut adalah representasi manusia sehat. Dia mengatakan saat ini masyarakat cenderung tak punya kuasa dalam memilih makanannya. Kemasan menggiurkan yang banyak ditawarkan industri, imbuhnya, kerap membatasi nalar konsumen makanan.
”Semua buah dan sayuran dalam gunungan ini diambil dari petani organik. Sayangnya, masyarakat kini lebih suka buah dari mal, makanan olahan asing dan sebagainya karena penampilannya lebih cantik. Padahal penampilan baik tak menjamin pangan itu sehat,” ucapnya.
Pagi itu, 45 gunungan dari instansi pemerintahan seperti dinas, kelurahan dan kecamatan di Kota Solo turut meramaikan Grebeg Pangan Sehat. Meski panas menyengat, warga tetap antusias menyimak aneka gunungan yang dikirab dari Lapangan Kota Barat hingga Plaza Sriwedari. Buah dan sayuran seperti jagung, ketela, tomat, wortel dan terong tampak mendominasi variasi gunungan.
Tak sedikit pula partisipan yang memajukan produk pangan lokal seperti Kelurahan Kestalan, Kadipiro dan Jajar. ”Konsep kami gunungan siap saji yang terbuat dari produk lokal Jajar. Ada rengginan, roti, apem dan lain-lain. Harapannya masyarakat tetap suka dengan makanan lokal ini,” ujar koordinator dari Kelurahan Jajar, Teguh HP.
Generasi muda pun turut mendukung kampanye pangan sehat. Selain HFHL dan pemuda Semanggi, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himaghita) UNS ikut membuat gunungan beserta poster bertuliskan We Support Traditional Food, Eat Right, Life Healthy dan lain-lain.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan, Rohanah, mengatakan kegiatan tersebut diharapkan semakin meningkatkan pemahaman warga tentang pangan sehat. ”Kami juga ingin mengenalkan kembali makanan tradisi Indonesia yang selama ini terlupakan.”
