Soloraya
Senin, 12 Juni 2023 - 09:30 WIB

Manuver Pendiri Mega Bintang, Ingin Turunkan Presiden hingga Bubarkan DPR

Kurniawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana diskusi dengan tema Rakyat Bertanya Kapan People Power? digelar di Gedung Umat Islam Kartopuran, Solo, Minggu (11/6/2024) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua Dewan Pembina Mega Bintang, Mudrick M Sangidu, mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan ikut cawe-cawe dalam kontestasi Pemilu 2024. Sikap Jokowi dia nilai tidak tepat.

“Itu kan kali pertama dia mengatakan tidak akan campur tangan, karena menyangkut masalah bangsa dan negara. Tapi kemudian dia mengatakan cawe-cawe karena sebagai seorang politikus, itu tidak benar,” ujar dia saat diwawancara wartawan seusai diskusi Rakyat Bertanya Kapan People Power?, Minggu (11/6/2023), di Gedung Umat Islam Solo.

Advertisement

Menurut Mudrick, terlihat sekali Jokowi mendukung salah satu calon presiden (capres) yang akan maju di Pemilu 2024 sehingga dia menilai sikap Jokowi ngawur.

“Dia kelihatan sekali kalau mendukung capres di sini itu. Ini yang jadi masalah. Ya terang-terangan, namanya sudah ngawur itu,” ungkap dia.

Mudrick menyoal dijadikannya Istana Negara seperti sebagai pos pemenangan capres tertentu. ”Apalagi Presiden terang-terangan berpihak kepada salah satu capres. Itu kan tidak sopan dan Istana dijadikan kayak pos pemenangan,” urai dia.

Advertisement

Padahal, dia melanjutkan, Istana Negara milik negara dibiayai negara. Belum lagi sikap Moeldoko yang dinilainya kampungan. Namun Jokowi, menurut Mudrick tidak pernah menegurnya.

“Padahal kan Staf Kepresidenan di bawah Presiden. Jadi kalau menurut saya dipecat. Jadi saya mengatakan di Istana itu jadi sumber intrik dan fitnah dari rezim Jokowi,” sambung dia.

Ditanya capres mana yang didukung Jokowi, menurut Mudrick yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. “Terang-terangan ya Pak Ganjar, kedua Pak Prabowo. Dia itu maunya kalau sudah pensiun, aman, tidak kena hukum. Kan lucu, ketakutan itu. Orang takut berarti kan salah,” tutur dia.

Advertisement

Mudrick juga menyoal perlakuan Jokowi terhadap Anies Baswedan yang notabene juga capres 2024. “Dan bagaimana dia namanya menjegal, menjahili Anies kan kebangeten keterlaluan,” kata dia.

Pagar DPR Disoal

Dengan berbagai pertimbangan yang dia sampaikan, Mudrick berharap people power segera dilakukan.

Mudrick Sangidu, mengatakan dirinya tidak setuju dengan sejumlah pengamat atau analis politik di Tanah Air yang menyebutkan Indonesia dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja.

“Itu analis yang tidak tegas, bersayap. Menurut saya negara ini sudah bobrok dan banyak yang melakukan korupsi,” ujar dia.

Hadir dalam kegiatan itu, tokoh reformasi 1998 Amien Rais, dan sejumlah tokoh masyarakat di Indonesia.

Mudrick menjelaskan saat ini jalan keluar yang terbaik adalah melalui people power atau revolusi sosial. Dia menegaskan mengubah negara saat ini yakni dengan people power. Bahkan, dengan tegasnya, Mudrick menyatakan akan turun ke jalan dan menurunkan Presiden Jokowi dari jabatannya sebelum 2024.

“Kedua bubarkan juga DPR, MPR dan DPD. Masak kantor DPR kok dipagari tinggi dan dikasih setrum. Wakil rakyat kok takut pada rakyat. Kita tidak boleh diam saja, kalau diam berarti membantu kejahatan,” tegas Mudrick.

Dia juga mengatakan soal aksi jurun ke jalan atau demonstrasi.

“Ini kita kalau sampai turun ke jalan jangan kepalang tanggung, bubarkan DPR, MPR dan DPD. Ini gila-gilaan,” ujar dia.

Mudrick menyoroti pagar DPR yang dialiri setrum. Hal itu menurut dia tidak masuk akal, mengingat legislator adalah wakil rakyat.

“Bagaimana mungkin Kantor DPR dipagari, dikasih setrum. Ini kan gila. Wakil rakyat kok takut rakyat,” sesal dia.

“Kita lihat keadaan negara tidak karu-karuan, kita minta tolong kepada anggota Dewan tak mungkin, sama semua enggak mungkin. Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Jalan keluar terbaik lakukan people power, revolusi sosial,” lanjutnya.

Mudrick meminta ratusan peserta diskusi untuk menyampaikan kepada keluarga, RT, dan RW, ihwal rencana Reformasi Jilid 2. Namun, dia juga meminta agar masyarakat tidak memusihi TNI/Polri, karena musuh yang disasar ketidakadilan.

“Termasuk yang menciptakan ketidakadilan, adalah musuh umat manusia. Sekarang ini yang terang-terangan itu terus terang jokowi. Saya bertanggung jawab, saya anggap itu Presiden yang paling zalim sak dunia ini,” sambung Mudrick.

Dia mencontohkan perlakuan tidak adil yang dialami Anies Baswedan. “Ini sudah kebangeten. Saya minta dengan hormat, sepulang dari sini harus punya keyakinan untuk menggalang kekuatan, membangkitkan semangat rakyat,” seru dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif