SOLOPOS.COM - Calon haji asal Grobogan, Muhtadi (kiri) mendampingi tetangganya, Marsini (kanan) yang sudah lansia dan berangkat tanpa didampingi keluarga. Foto diambil Selasa (23/5/2023) malam. (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—-Marsini, salah satu calon haji (Calhaj) kloter pertama asal Grobogan, nampak tidak mau memasuki gedung Muzdalifah, Asrama Haji Donohudan (AHD), Ngemplak, Boyolali. 

Marsini yang sudah lanjut usia itu dijadwalkan mengikuti prosesi pemberangkatan di AHD, lalu menuju Bandara Adi Soemarmo Solo, Selasa (24/5/2023) malam. Ketika ditanya usia, Marsini mengaku sudah lupa. 

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Saya sudah punya buyut, jadi usia sudah panjang,” kata dia dengan Bahasa Jawa di AHD, Selasa.

Marsini merasa kesepian lantaran dia berangkat sendiri dan tidak didampingi anggota keluarga lain. Dia sempat menangis ketika Video Call dengan anaknya di rumah. Tangis itu pecah lantaran Calhaj lansia itu melihat banyak orang tua lain yang didampingi suami atau istri maupun keluarga yang lain. Sedangkan dia harus berangkat sendiri.

Sudah sejak 11 tahun lalu Marsini mendaftar. Anaknya berinisiatif memberangkatkan sang ibu ke Tanah Suci. Namun karena terkendala biaya, si anak tidak bisa mendaftar secara bersamaan. Faktor usia, Marsini lalu didahulukan.

Marsini masih memiliki suami di rumah. Dia bercerita memiliki tujuh anak yang kesemuanya sudah bekerja dan berkeluarga.  Marsini terpaksa berangkat tanpa didampingi keluarga. Ini membuatnya tidak nyaman. Tangisnya hampir selalu pecah ketika merasa kangen dengan sang anak dan suami.

Dia merasa tidak nyaman harus bepergian ke luar rumah, apalagi ke Tanah Suci tanpa ada anggota keluarga membersamai. “Asale kulo dijak ten Mekah kalih lare kulo, kolo diarahke meriko, lakok saniki mboten mriki [awalnya diajak ke Mekah sama anak saya, saya diarahkan ke sana, tapi kok sekarang tidak ke AHD],” kata dia.

Melihat kondisi Marsini yang sudah lansia dan pikun, akan kesulitan baginya untuk beraktivitas selama menunaikan haji secara mandiri. Beruntung, tetangganya yang juga satu kloter dengannya mau mendampingi.

Tidak lain warga asal Tambakrejo, Grobogan, Muhtadi, 53, mau membersamai Marsini yang merupakan tetangganya, selama proses ibadah haji dimulai hingga selesai.

“Saya selaku tetangga dipasrahi, saya kan juga merasa bingung, saya punya mertua untuk pendampingan, sedangkan saya dipasrahi yang lebih tua dan bahkan sudah pikun,” kata dia.

Muhtadi memang merasa terbebani dan merasa punya tanggung jawab lebih lantaran harus mendampingi dua lansia, mertua dan Marsini. “Saya mau menolak juga merasa tidak tega, tapi saya melakukan [pendampingan] tulus dan ikhlas,” kata dia.

Dia akan terus membujuk Marsini agar mau tetap berangkat ke Tanah Suci meski tidak ada anak, suami, atau anggota keluarga lain membersamainya. Muhtadi ingin menghantarkan tetangganya itu menjadi haji yang mabrur. 

“Ya tetap harus berangkat, gimana caranya saya harus membujuk agar si nenek tetap mau berangkat. Nanti selama di Mekah dan Madinah akan terus mendampingi terus, lillahi taala,” kata dia.

Murtadi bercerita, tetangnya itu sempat enggan berangkat ke AHD. Namun anaknya membujuk agar tetap berangkat. “Kemarin-kemarin sempat lupa ingatan, lupa pemikirannya, akhirnya setelah dibujuk dan dirayu akhirnya mau,” kata dia.

Memang jumlah lansia Calon haji (Calhaj) tahun ini terbilang banyak. Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad, bahkan menyebut totalnya mencapai 31% Calhaj yang sudah berusia lanjut.

“Sebelas ribuan orang lah kira-kira,” kata Musta’in kepada wartawan ketika ditemui di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Selasa (23/5/2023) malam. 

Pantauan Solopos.com pada Selasa malam, ada beberapa Calhaj lansia yang harus menggunakan kursi roda. Mereka dibantu petugas untuk mobilitas selama di Gedung Muzdalifah saat mengikuti prosesi seremonial keberangkatan kloter pertama ke Tanah Suci.

Sementara, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memastikan pesawat yang ditumpangi para Calhaj lansia itu memadahi. Dia mengatakan pihaknya sudah menambah pelayanan khusus untuk lansia.

“Tahun ini karena banyak usia lanjut, jadi kita memang akan memastikan [Calhaj lansia] bisa dilayani dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Irfan menjamin pelayanan untuk Calhaj meliputi pendampingan petugas baik saat menuju bandara, di dalam pesawat, dan ketika tiba di tanah suci. “Kita tambahkan petugas untuk membantu mereka. Nanti kita juga tambahkan kursi roda,” lanjut dia.

Sejauh ini, Calhaj dari kloter pertama asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tidak ada yang batal berangkat ataupun memiliki masalah kesehatan. Hal ini disampaikan Kasi Humas Kasi Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi ketika ditemui di Asrama Haji Donohudan, Selasa malam.

“Dari mulai jamaah datang di Embarkasi lalu cek kesehatan, sebanyak 360 peserta dalam keadaan sehat,” kata dia.

Sehingga Calhaj langsung langsung istirahat di gedung Mekah dan Madinah yang berada di Asrama Haji Donohudan. “Terus pembagian gelang, parpor, dan sebagainya, setelah siap pukul 20.00 WIB [Selasa] kita gerakkan ke gedung Muzdalifah untuk proses pelepasan,” tutur dia.

Calhaj kemudian bertolak dari Bandara Adi Soemarmo Solo, Rabu (24/5/2023) pukul 00.30 WIB. Penerbagan tersebut merupakan keberangkatan pertama Calhaj di Indonesia.



Sebelum Menuju Madinah, Arab Saudi. Pesawat terlebih dahulu mendarat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara untuk mengisi bahan bakar. 

Secara teknis, pesawat tidak mampu langsung menuju Kota Madinah lantaran kapasitas pesawat penuh. “Sampai di Madinah selisihnya sembilan jam,” kata Gentur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya