Soloraya
Rabu, 11 Mei 2022 - 14:15 WIB

Masa Jaya Pabrik Karung Goni Delanggu, Karyawan Bisa Punya Sepeda Mahal

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan eks Pabrik Karung Goni Delanggu yang sebelumnya menjadi pabrik gula, Selasa (10/5/2022) siang. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Eks Pabrik Karung Goni Delanggu, Kabupaten Klaten pernah menjadi pabrik karung terbesar se-Asia Tenggara. Kejayaan pabrik karung terus berkembang hingga era 1980-an.

Pada masa kejayaannya, pabrik menjadi penopang ekonomi keluarga ribuan karyawan. Di era Belanda, eks Pabrik Karung Goni Delanggu terlebih dahulu dikenal sebagai Pabrik gula Delanggu. Dalam perkembangannya, pabrik gula itu berubah menjadi Pabrik Karung Goni Delanggu.

Advertisement

Salah satu warga Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Atok Susanto, mengatakan kesejahteraan karyawan Pabrik Karung Goni Delanggu sangat terjamin di masa jayanya. Dia mencontohkan iring-iringan karyawan pabrik pulang bekerja mengayuh sepeda setiap hari dia temui.

“Merek sepeda karyawan tidak sembarangan. Merek-merek top dan harganya mahal saat itu. seperti Raleigh, Humber, Gazella, dan ada yang merek Simplex,” jelas dia, kepada Solopos.com, Senin (9/5/2022).

Advertisement

“Merek sepeda karyawan tidak sembarangan. Merek-merek top dan harganya mahal saat itu. seperti Raleigh, Humber, Gazella, dan ada yang merek Simplex,” jelas dia, kepada Solopos.com, Senin (9/5/2022).

Bekerja di eks Pabrik Karung Goni Delanggu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi karyawannya. Karyawan pabrik karung goni disebut-sebut lebih sejahtera dibandingkan pekerjaan lainnya termasuk aparatur pemerintahan pada zaman kejayaannya.

Baca Juga: Eks-Pabrik Karung Goni Delanggu Klaten Dijual, Komunitas Surati BPCB

Advertisement

“Dulu ada guru keluar [dari pekerjaan sebagai pegawai negeri] gara-gara ingin bekerja di pabrik karena lebih sejahtera,” kata pensiunan karyawan pabrik karung goni Delanggu, Ngadiyo Hadi Sutarno, 87, warga Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu.

Hadi bekerja di Pabrik Karung Goni Delanggu sekitar 29 tahun sebelum memasuki masa pensiun pada 1991. Hadi bekerja sebagai Polsus alias petugas keamanan/Satpam mulai 16 Februari 1962.

“Ada 30 Polsus. Yang melatih dari Resort Klaten dan dari Banyubiru [sekolah polisi],” kata Hadi.

Advertisement

Baca Juga: Eks-Pabrik Karung Delanggu Dijual, Pemkab Klaten: Belum Cagar Budaya

Salah satu warga Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Indratno, mengisahkan kebanggaan keluarganya pernah menjadi bagian dari masa kejayaan Pabrik Karung Goni Delanggu.

“Bapak saya dulu bekerja di sini sebagai karyawan. Istilahnya saya kecil sampai besar, ya yang ngeragati dari pabrik ini,” kata dia.

Advertisement

Kala masa jayanya, Indratno mengisahkan ada ribuan karyawan di pabrik itu. Kala itu, Indratno masih kecil dan beberapa kali diajak masuk ke pabrik.

“Saat itu di sini ada poliklinik. Ketika keluarga karyawan sakit, bisa berobat di poliklinik. Di sini dulu juga ada mes untuk karyawan dan untuk pimpinan,” jelas Indratno yang kini menjadi salah satu petugas keamanan di eks pabrik itu.

Baca Juga: Warga & Pemerhati Sayangkan Eks-Pabrik Karung Delanggu Klaten Dijual

Berhenti Beroperasi

Indratno menjelaskan pabrik karung goni berhenti beroperasi pada 1992. Namun, produksi karung goni sempat bergulir pada 1994-1996 dan tutup lagi hingga kini.

“Saat beroperasi lagi, nama pabrik itu menjadi Pabrik Karung Goni Delanggu Baru,” katanya.

Eks Pabrik Gula Delanggu yang pernah menjadi pabrik karung goni dijual melalui situs jual-beli online. Pada laman Nusantaraproperty, pengiklan menulis bahwa eks-Pabrik Gula Delanggu di Klaten dijual senilai Rp294 miliar, dengan luas tanah 178.000 meter persegi.

Seluruhnya dijual senilai US$ 20 juta [dengan kurs US$1 = Rp14.700]. Sertifikat untuk penjualan aset itu tertulis HGB atau hak guna bangunan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif