SOLOPOS.COM - Pertemuan pihak PT Sempulur Unggas Raya (SUR) dan warga membahas permasalahan kandang ayam di Ngunut, Kecamatan Jumantono, Karanganyar. Pertemuan berlangsung di balai desa setempat, Senin (25/9/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Permasalahan kandang ayam di Ngunut, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, menemui titik temu setelah PT Sempulur Unggas Raya (SUR) dan warga bertemu di balai desa setempat, Senin (25/9/2023).

Pejabat Humas dan HRD PT SUR Pramudo menyebut sudah ada kesepakatan antara perusahaan dengan warga mengenai masalah yang sempat mencuat dan DPRD Karanganyar melakukan sidak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kesepakatan itu merupakan bagian dari hasil pertemuan yang diikuti perwakilan warga, kepala desa, perwakilan PT SUR, dan beberapa pihak terkait lainnya.

Pramudo menyebut beberapa poin yang disepakati yakni perbaikan bunker untuk penguburan ayam. Dia mengatakan sebenarnya sudah ada bunker namun memang perlu perbaikan.

“Nanti mau dibantu sama pihak Dinas Pertanian untuk melakukan renovasi,” kata dia ketika berkunjung di Griya Solopos, Senin (25/9/2023).

Selain itu dari pertemuan tersebut, pihaknya juga mengurangi luas kandang di wilayah barat yang dekat dengan pemukiman. Awalnya permintaan dari warga untuk kadang sisi barat itu dirobohkan seluruhnya.

“Itu ada dua puluhan kandang. Kami terus terang keberatan, kalau sampai dikurangi artinya kami akan merumahkan [karyawan] yang juga warga setempat,” kata dia.

Dia menyebut salah satu alasan mempertahankan kadang di Nganut itu agar bisa mempertahankan 59 karyawan. “Itu 90% merupakan warga setempat,” kata dia.

Namun, Pramudo menyebut, sesuai kesepakatan, pihaknya akhirnya tetap mengurangi setengah dari total luas kandang yang ada di barat. Dengan begitu, terpaksa lima belas ribu ayam juga berkurang.

Dia mengatakan poin kesepakatan dengan warga juga mencakup pemisahan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan saluran air hujan. Meski begitu dia menyebut sejak awal secara teknis IPAL memang tidak bercampur dengan saluran air hujan.

Pramudo menambahan terdapat dua saluran yakni di bagian depan dan belakang kandang ayam. “Sekarang di depan itu kita tutup karena permintaan warga, mau tidak mau paritnya harus tinggi agar bisa mengalir ke bawah,” tambah dia.

Dalam kesempatan itu pihaknya meminta dua hal. Pertama, jaminan dari warga setempat terkait keamanan kandang ayam tersebut. Lalu kedua agar warga sekitar mengizinkan kandang ayam seluas 4,5 hektare itu tetap diizinkan beroperasi. “Jadi dari kami ada dua poin itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya