SOLOPOS.COM - Sebuah kendaraan bermotor melintas melewati hamparan tumpukan sampah yang tersebar hampir merata di tepi jalan Desa Pandeyan-Sawahan, Jumat (7/8/2015). (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Masalah sampah terjadi di Ngemplak Boyolali. Pemdes resah dengan ruas jalan yang dijadikan TPS.

Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah pemerintah desa di Kecamatan Ngemplak meresahkan ruas jalan yang perlahan beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah (TPS) warga.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Sukasno, mengatakan meski papan larangan membuang sampah sudah dipasang, tumpukan sampah masih saja bertebaran di sepanjang jalan Desa-Pandeyan-Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali.

“Saya sampai jengkel. Sudah berkali-kali saya membayar orang untuk membersihkan dan mengangkut sampah di sana, tapi tetap saja berganti hari sampah penuh lagi. Uwis ditulisi larangan buang sampah kok ora do pakewuh, malah soyo ora toto, do diecreh-ecreh [malah semakin tidak karuan dan berantakan, dibuang semaunya],” tutur dia saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Jumat (7/8/2015).

Menurutnya, sebagian pelaku pembuangan sampah justru orang dari luar wilayah Desa Pandeyan. Hal itu diasumsikannya dari sebagian besar jenis sampah yang dibuang di sana. sebagian besar justru bukanlah sampah rumah tangga, melainkan sisa plastik yang kadang bercampur dengan sisa makanan, serta ada juga yang satu kantong berisi sampah bulu-bulu ayam.

Warga Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Mujiyanto, 45, mengatakan selain bau dan mengganggu pemandangan, tumpukan sampah di sepenjang jalan tersebut kerap menyumbat aliran irigasi persawahan.

“Biasanya itu orang-orang buangnya malam, tidak jelas asalnya dari mana. Banyak yang mengeluh sampah plastik menyumbat saluran irigasi karena lokasinya juga berbatasan langsung dengan persawahan,” ujar dia, Jumat.

Keresahan serupa juga dirasakan pemerintah Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Terpisah, Kepala Desa Donohudan, Sumantinah, mengaku miris menyaksikan tumpukan kantong sampah berserak di pinggir jalan. Mengantisipasi alih fungsi ruas jalan menjadi tempat pembuangan sampah dadakan, perangkat desa langsung memasang papan peringatan larangan membuang sampah di sejumlah ruas jalan.

“Pokoknya saya upayakan jangan sampai sampah menumpuk lama di kawasan tepi jalan. Takutnya orang pikir itu memang tempat pembuangan sampah baru setelah melihat banyak tumpukan sampah dibiarkan di situ,” tutur dia saat dijumpai Solopos.com di Kantor Desa Donohudan, Rabu (6/8/2015).

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Ngemplak, Mudzakir, mengatakan problema sampah memang menjadi permasalahan pelik. Berulangkali pembahasan soal sampah di tiap rapat koordinasi selalu tidak membuahkan hasil.

Menurutnya, dulu Kecamatan Ngemplak memiliki satu Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang dibangun DPU Boyolali di Dukuh Mangu, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak. Namun sekitar tahun 2000 TPS tersebut dibongkar karena banyak menuai protees warga. Semenjak itu Kecamatan Ngemplak tidak memiliki TPS resmi.

Lebih lanjut dia mengatakan telah meminta tiap desa menyiapkan lahan untuk dijadikan TPS. Selain itu, pemerintah kecamatan juga telah mengimbau warga agar memilah sampahnya.

“Tempat pembuangan sampah permanen dari Pemda memang sudah tidak ada. Beberapa desa seperti Desa Sindon sudah mulai swakelola sampah dan sudah menyediakan lahan untuk TPS,” terang dia, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya