Soloraya
Jumat, 5 November 2021 - 17:03 WIB

Masih Ada Rasa Segan, Warga Jati Sragen Copot Sandal Masuk Kantor Desa

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana kantor desa di Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Sragen , Jumat (5/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, sebagian besar masih memegang teguh adab dan sopan santun yang tinggi. Adab yang tinggi itu mereka tunjukkan dengan melepas alas kaki saat masuk ke kantor Desa Jati.

Di zaman sekarang, sangat jarang ditemui warga masuk kantor desa sampai lepas alas kaki. Jangankan kantor desa, masuk kantor kepala daerah saja pasti alas kaki dipakai. Namun di Desa Jati, pemandangan seperti itu bukanlah sesuatu yang langka.

Advertisement

Seperti yang Solopos.com lihat pada Jumat (5/11/2021).  Ada empat warga datang ke Kantor Desa Jati untuk mendapatkan layanan kependudukan. Tiga orang melepas sandal di teras kantor sementara satu orang lain memakai sepatu masuk kantor. Kondisi lantai kantor bersih.

Baca Juga: Rumah Warga Dukuh ini Dulu Semuanya Menghadap Selatan, Ini Mitosnya

Salah satu warga, Ragil Sukarno, 46, menjelaskan datang meminta surat keterangan kepada kepala desa. Dia merupakan warga asli Desa Jati yang kini merantau ke Bekasi, Jawa Barat. Dia mengaku sudah lama tidak berkunjung ke kantor desa.

Advertisement

Wong okeh jik ngopeni ewuh pekewuh. Rasa sopane karo pegawaine karo kantore. Sui gak mlebu kantor gak ngerti piyene,” kata dia.

Kepala Desa Jati, Muji Slamet, menyebutkan pihaknya tidak membuat aturan masuk kantor harus lepas alas kami. Bahkan, jika ada warga yang lepas alas kaki saat masuk kantor ia suruh memakainya kembali.

“Di sini bebas, kantornya masyarakat. Ada yang copot kami suruh memakai. Kalau ditinggal terus dicuri orang nanti malah tanggung jawab,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga: Ini Dia Warung Tumpang Legend di Sragen, Bukanya Mulai Tengah Malam

Dia mengaku sejumlah warga masih banyak yang segan masuk kantor desa. Selain itu, kearifan lokal masih dipegang teguh warga Desa Jati. Sikap gotong royong masih berjalan sampai sekarang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif