SOLOPOS.COM - ilustrasi homeschooling (freepik)

Solopos.com, SOLO- Homeschooling merupakan alternatif untuk menempuh jenjang pendidikan selain di sekolah formal. Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang kian beragam termasuk di bidang pendidikan, homeschooling kian berkembang.

Sekolah alternatif ini kian dilirik seiring kebijakan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Kemendikbud) yang menggaungkan kebijakan merdeka belajar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

77.480 Gakin Sragen Dapat Bantuan Program Sembako, Jatahnya Rp150.000/Bulan

Persatuan Homeschooler Indonesia (PHI) menyambut baik kebijakan tersebut. PHI mencatat kini ada 329 keluarga memilih homeschooling yang tersebar di 28 provinsi dan 86 kabupaten/kota di Indonesia.

"Karena pada dasaranya merdeka belajar adalah berhak menentukan konsep belajar yang diinginkan. Termasuk tak berminat belajar dengan kurikulum yang ditetapkan sekolah formal," papar Koordinator Nasional PHI, Ellen Nugroho, saat berkunjung ke kantor Redaksi Solopos, Minggu (9/2/2020).

SBS Bikin Running Man Versi Filipina, Siap Tayang 2021

Ellen menyatakan dukungan terhadap konsep Merdeka Belajar yang diusung Mendikbud Nadiem Makarim. Setidaknya ada tiga sikap yang diambil PHI terkait hal itu.

Pertama, sebagai homeschooler, kemerdekaan belajar selalu menjadi hal yang PHI utamakan.

Karena setiap anak berhak merdeka belajar tentang apa saja yang positif, merdeka belajar kapan saja anak mau dan siap, merdeka belajar di mana saja yang kondusif, merdeka belajar dari siapa saja yang kompeten, dan bersama siapa saja yang tepat untuk menjadi mitra.

Kedua, PHI mendukung penerapan metode penilaian kompetensi siswa lewat portofilio dan penugasan, dan digantinya UN dengan asesmen kompetensi minimun dan survei karakter.

Honda Klaim Jazz 2020 Tak Cocok Dengan Selera Konsumen Indonesia

Metode ini sebenarnya sudah digunakan oleh homeschooler berbasis keluarga. Instrumen ini dianggap berguna untuk memantau kemajuan kompetensi anak.

Ketiga, PHI meminta Mendikbud segera merilis pula rumusan dan implementasi kebijakan merdeka belajar ini untuk jalur pendidikan informal dan nonformal.

Sikap terakhir ini sangat ditunggu PHI mengingat sejumlah anak homeschooling juga kerap menempuh ujian kesetaraan lewat satuan pendidikan nonformal.

Pengertian

Homeschooling dalam Bahasa Indonesia biasa diterjemahkan sebagai “sekolah rumah”, bersekolah atau belajar di rumah, bukan di sebuah gedung sekolahan.

Airpods Lebih Bahaya Dari Earphone, Kok Bisa?

Sementara banyak pakar pendidikan yang memilih istilah “sekolah mandiri”, yang makna dari kata tersebut adalah tanggung jawab dalam proses dan hasil pendidikan anak secara mandiri berada di pundak orangtua, bukan pada orang lain (guru atau lembaga sekolah formal).

Di negara maju, istilah homeschooling dikenal dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri yang dilaksanakan secara individu maupun berkelompok.

Sungai Garuda Sragen Pantas Jadi Habitat Piton, Ternyata Begini Penjelasannya

Secara umum, pengertian homeschooling adalah model pendidikan yang dipilih keluarga secara sadar dan bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.

Homeschooling merupakan pendidikan berbasis rumah yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi diri masing-masing.

Persamaan dan Perbedaan Homeschooling dengan Sekolah Formal

Sekolah formal dan homeschooling merupakan model pendidikan anak. Sekolah formal dan homeschooling bertujuan mencari kebaikan dan menggali potensi optimal yang dimiliki anak.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

Keduanya sama-sama berfungsi mengantarkan anak-anak pada tujuan pendidikan, memiliki modal intelektual, mental, dan spiritual yang memadai untuk menghadapi masa depan dengan penuh harapan.

Seiring perkembangan zaman dan ragam kebutuhan, di kota-kota besar lembaga yang menyelenggarakan homeschooling saat ini mulai jamak.

Berikut sejumlah perbedaan mendasar homeschooling dengan sekolah formal seperti dilansir dari finansialku.com, Senin (10/2/2020).

1. Sistem Pendidikan

Pada sekolah Formal biasanya akan menggunakan standardisasi sesuai standar yang dipikirkan lembaga sekolah dan Kementerian Pendidikan Nasional.

Sedangkan homeschooling sistem pendidikannya akan disesuaikan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.

2. Fasilitas Pembelajaran

Sekolah Formal biasanya memiliki fasilitas yang lengkap seperti perpustakaan, laboratorium bahasa dan sains, lapangan olahraga atau mungkin kolam renang, dan fasilitas-fasilitas lainnya, sesuai dengan sekolah yang dipilih, terutama sekolah-sekolah internasional.

Sedangkan homeschooling secara umum lebih simple dan efisien, hanya menggunakan fasilitas yang ada.

3. Kurikulum

Sekolah Formal menerapkan kurikulum relatif lebih “ketat” karena dirancang oleh para pakar dan praktisi pendidikan yang ada di lembaga sekolah (kurikulum sekolah) dan Kementerian Pendidikan Nasional (kurikulum nasional).

Sementara homeschooling memiliki kurikulum lebih fleksibel karena boleh menggunakan kurikulum seperti sekolah formal atau mengikuti kurikulum dari luar negeri, atau membuat kurikulum khusus sesuai kebutuhan dan minat anak.

4. Jadwal Belajar

Sekolah Formal biasanya telah terjadwal secara ketat. Saat ini ada sekolah yang menerapkan lima hari atau enam hari sekolah.



Sementara homeschooling jadwal belajar lebih fleksibel, tergantung kesepakatan orang tua dan anak.

5. Penanggungjawab Pendidikan

Di sekolah formal penanggung jawab anak terutama saat jam sekolah ada di pihak sekolah dan guru. Sedangkan di homeschooling penanggungjawabnya adalah lembaga homeschooling dan orang tua.

6. Model Belajar

Sekolah formal model belajarnya relatif sudah mapan dan biasanya turun temurun, orangtua hanya memilih sekolah yang diinginkan dan mengikuti model belajar di sana.

Kabar Terbaru Seputar Virus Corona

Sementara homeschooling membutuhkan komitmen dan kreativitas antara pihak homeschooling dan orang tua untuk mendesain dan melaksanakan model belajar sesuai kebutuhan anak.

7. Peran Orang tua

Pada sekolah formal peran orang tua tidak begitu dominan, karena pendidikan dijalankan sistem dan para guru, tetapi masih dapat terlibat secara aktif.

Hati-hati, Ini Bahaya Minum Air Panas!

Sementara di homeschooling peran orang tua lebih dominan dan sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak.

Semua sistem pendidikan pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.



Baca Tips Parenting Lainnya di Sini

Yang terpenting dalam mendidik anak adalah orang tua turut berperan secara aktif dalam memperhatikan dan mendidik anak mereka, baik dengan menggunakan sistem pendidikan formal maupun sistem pendidikan homeschooling. Semua demi kemajuan dan keberhasilan pendidikan anak.

Kumpulan Artikel Seputar Homeschooling

 





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Jateng Tak Lagi Punya Bandara Internasional, Pengusaha Hotel & Resto Kecewa

Jateng Tak Lagi Punya Bandara Internasional, Pengusaha Hotel & Resto Kecewa
author
Abdul Jalil Rabu, 1 Mei 2024 - 20:19 WIB
share
SOLOPOS.COM - Suasana lengang di Bandara Adi Soemarmo Solo pada H-2 Lebaran atau Senin (8/4/2024). (Solopos.com/ Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SEMARANG – Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) yang menurunkan status dua bandara besar di Jawa Tengah (Jateng) dari internasional menjadi domestik bakal membuat rugi para pengusaha hotel dan restoran. Sebab, hal ini bakal menutup pintu akses wisatawan asing yang ingin berkunjung berwisata ke Jateng melalui jalur udara di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Boyolali.

Penasehat dan Pembina Persatuan Hotel dan Restoran Indonesian (PHRI) Jateng, Benk Mintosih, mengaku kecewa dengan penurunan status internasional ke domestik tersebut. Padahal sebelumnya, pihaknya telah meminta penambahan flight atau penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Boyolali.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kita minta tambahan flight [rute internasional], malah yang dikabulkan dihapus [status internasionalnya]. Dan ini [status internasional ke domestik] tentunya jelas merugikan. Bakal tidak menguntungkan pelaku perhotelan, khususnya pariwisata,” kata Benk kepada Solopos.com, Rabu (5/1/2024).

Terkait penambahan flight yang diminta, Benk mengaku kala itu pemerintah belum bisa mengabulkan lantaran kurangnya peminat dari luar negeri menuju bandara Internasional di Jateng. Padahal, penambahan flight itu bisa menjadi pemantik agar wisatawan tahu bahwa akses menuju Jateng sudah mudah sehingga bisa membuka rute-rute penerbangan luar negeri lainya.

Koran Solopos

“Itu [peminat] kan proses. Adanya flight baru tujuanya juga untuk pancingan [wisatawan], harusnya berani disubsidi dulu di awal. Ketika sudah tertarik baru akan datang sendiri [wisatawan asing]. Maka saya rasa keputusan ini [internasional ke domestik] sepertinya belum diteliti dengan matang,” nilainya.

Benk pun berharap beralihnya status internasional ke domestik Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Boyolali ini hanya sementara atau bisa dibatalkan. Oleh karena itu, hasil koordinasi dengan organisasinya di pusat, PHRI sepakat melayangkan surat keberatan kepada pemerintah atas keputusan Menhub itu.

“Mohon ditinjau lagi, karena harapan kami bisa kembali lagi ke internasional [dua bandara di Jateng]. Apalagi ketika akomodasi sudah dibetulkan, wisata ditingkatkan, pemandu wisata dan SDM [sumber daya manusia] disiapkan, pemerintah harusnya mendukung, menyemangati, kurangnya apa ditambah bukan malah dihilangkan. Karena namanya pariwisata, salah satunya kan ada bandara internasional,” ujarnya.

Emagazine Solopos

Tak berhenti di situ, Benk menilai keputusan Kemenhub merubah status dua bandara internasional ke domestik ini tak selaras dengan kampanye yang selama ini digaungkan mengenai pariwisata. Yakni membawa atau menyiapkan pariwisata unggul atau utama.

“Katanya ayo [jadikan wisata utama], tapi ini [keputaan Kemenhub]? Jadi intinya, mudah-mudahan ini belum jadi keputusan final. Apalagi selama ini wisatawan asing di PHRI masih kurang dan belum terasa, meskipun kami [PHRI] selalu mencoba berbagai cara,” klaimnya.

Diberitakan sebelumnya, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Tengah juga menjadi salah satu asosiasi yang menolak keputusan Kemenhub itu. Bahkan, pihaknya akan melayangkan protes dan permohonan agar status dua bandara besar di Jateng, yakni Bandara Ahmad Yani Semarang dan Adi Soemarmo Boyolali, kembali menjadi bandara internasional.

Interaktif Solopos

“Sangat menyayangkan dengan penurunan level itu [Internasional ke domestik]. Padahal di Jateng sektor industri pariwisatanya pasca-Covid-19 sudah kembali bergeliat, ditambah dukungan investasi di sektor industri. Belum lagi yang sudah melirik [investasi di Jateng], maka seharusnya perlu didukung akses, salah satunya bandara Internasional,” kata Ketua Kadin Jateng, Harry Nuryanto.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Menjawab Tantangan UKM dengan Mengoptimalkan Penjualan Produk

Menjawab Tantangan UKM dengan Mengoptimalkan Penjualan Produk
author
Anik Sulistyawati Rabu, 1 Mei 2024 - 20:02 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ketua Umum ID SEED Indonesia Diaspora SME Export Development, Ira Damayanti (dua dari kiri); CEO Super Roti, Ismiyati (dua dari kanan) dan CEO Sipetek, Aang Permana (kiri) menjadi pembicara dalam Bincang Wirausaha Nasional, yang digelar PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program pemberdayaan UMKM, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia". Acara tersebut digelar di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (30/4/2024).(Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, JAKARTA – Penjualan disebut menjadi salah satu persoalan utama dalam pengembangan UKM di dalam negeri. Terkadang pelaku UKM masih terfokus dalam hal produksi, namun tidak kuat dalam hal penjualan.

Untuk itu perlu dilakukan penguatan penjualan produk UKM, salah satunya melalui jejaring dan komunitas. Pada kegiatan Bincang Wirausaha Nasional, yang digelar PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program pemberdayaan UMKM, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”, mengupas mengenai hal tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ada beberapa pembicara yang terlibat, di antaranya adalah Ketua Umum ID SEED Indonesia Diaspora SME Export Development, Ira Damayanti; CEO Super Roti, Ismiyati; CEO Sipetek, Aang Permana dan Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar. Menurut Aang, secara umum persoalan besar yang dihadapi pelaku UMKM di dalam negeri adalah terkait penjualan produk.

Dalam paparannya, dia menyampaikan pentingnya melakukan inovasi dalam memperluas jejaring. Di era digital saat ini memperluas jejaring, termasuk promosi produk juga dapat dilakukan secara digital, misalnya melalui media sosial. Dia juga mengatakan untuk mengoptimalkan penjualan produk, perlu dilakukan penyesuaian melalui pemasaran digital.

Koran Solopos

Dengan pola tersebut, selain bisa menghemat biaya promosi juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Dia pun menceritakan tentang tantangan pemasaran yang dia hadapi sejak awal merintis usaha. Setelah menyelesaikan tantangan di sisi produksi, tantangan berikutnya yang muncul yakni dalam hal memasarkan produk. Sebab saat itu jualan dari rumah ke rumah tidak laku, ke toko oleh-oleh juga tidak banyak yang mau.

“Akhirnya banyak yang memberi tahu untuk dijual secara online. Dari situ kami belajar jualan online, belajar sosial media, marketplace dan lainnya. Akhirnya kani juga mulai kembangkan konten di sosial media, kita bangun sistem reseller yang awalnya satu, dua, kini kami punya 20.000 mitra reseller seluruh Indonesia,” kata dia.

Menurutnya, tantangan penjualan lebih penting untuk diprioritaskan penyelesaiannya dibandingkan persoalan permodalan. Sebab ketika pelaku usaha sudah bisa menjual produknya, seberapapun modal yang dibutuhkan, akan banyak pihak yang siap membantu, sebab produk yang dimiliki memiliki daya jual tinggi.

“Maka yang harus digeber untuk UKM adalah bantu agar bisa jualan,” kata dia.

Manfaat kolaborasi dan membangun jejaring juga dirasakan oleh Super Roti, asal Semarang. Menurut Ismiyati, di awal merintis usahanya, dia pernah memiliki masalah dalam hal sumber daya manusia (SDM).Sebab saat itu semua karyawannya berpindah ke pabrik roti lain.

“Kemudian saya kolaborasi dengan SMK-SMK, mengajar di sana jadi guru tamu untuk guru dan muridnya, jadi motivator untuk guru dan murid, jadi tempat magang dan lainnya,” kata dia.

Emagazine Solopos

Hasilnya, saat ini dia sudah tidak khawatir mengenai masalah SDM. Meskipun karyawannya keluar, dia sudah bisa dengan cepat mencari penggantinya.

“Sebab saya juga sudah tahu kualitas mereka [SDM dari SMK] seperti apa,” lanjut Ismiyati.

Sementara dalam memasarkan produk, menurutnya jangan menganggap produk sendiri yang paling enak. Sebab hal itu sangat ditentukan oleh pasar.

Untuk itu sangat penting melakukan inovasi dan melakukan riset untuk mengetahui kebutuhan pasar, isalnya saja roti bekatul yang dikembangkannya, ketika dijual di Semarang tidak begitu gencar. Namun kondisi berbeda muncul ketika produk tersebut dipasarkan di kota lain seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bali, dimana produknga laku di kota-kota tersebut.

Bahkan sejak 2019 dia juga telah merambah pasar di negara lain. Saat ini produk Super Roti juga dipasarkan di Singapura dan Belanda. Sebelumnya juga sempat dipasarkan di Belgia dan Dubai.

Mengenal Produk

Di sisi lain, Ira Damayanti menilai pentingnya para pelaku usaha untuk lebih mengenali produknya guna memudahkan dalam menargetkan pasar.

“Kami memiliki jejaring dari para perantau yang tinggal di negara lain. Kami memang concern mengenai produk-produk lokal apa yang bisa diangkat di luar negeri. Bersama Sampoerna ini ayo kita sama-sama agar bagaimana produk Indonesia bisa masuk lebih kencang di negara-negara luar. Tapi kembali saya tekankan, know your product, know your market.

Interaktif Solopos

Jadi tidak semua produk cocok untuk ekspor,” kata dia pada acara yang digelar di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (30/4/2024) itu.

Ketika memiliki produk yang sudah sangat laku di pasar dalam negeri, tidak ada salahnya untuk dioptimalkan, tanpa harus menjangkau pasar luar negeri yang belum tentu menerima.

Menurutnya setiap negara punya kebutuhan, tren dan regulasi masing-masing terhadap suatu produk. Terlebih produk dari negara lain. Untuk itu jika ingin memasukkan produk ke suatu negara, perlu melakukan riset terlebih dulu mengenai kesukaan pasar, tren pasar dan regulasi yang ada di suatu negara yang akan dituju.

Terkadang ketika suatu produk sangat laku di pasar dalam negeri, belum tentu laku di luar negeri. Ketika laku di luar negeri, misalnya di pasar Asia, belum tentu bisa diterima di pasar Amerika maupun Eropa, dan sebaliknya.

Sementara Billy Mambrasar, yang bergabung dalam acara itu secara daring, mengatakan jika banyak produk dalam negeri di Indonesia yang diminati masyarakat luar negeri. Misalnya saja untuk produk tekstil, garmen, dan berbagai produk berbahan kertas, banyak diminati pasar Arizona.

Berdasarkan hasil diskusi yang dia lakukan dengan sejumlah anggota parlemen di Arizona, Billy mengatakan jika pemasok barang-barang tersebut bukan merupakan pelaku usaha besaf, namun lebih ke UKM yang naik kelas.

“Saat ini saya sedang berada di Amerika Serikat. Kami sedang melakukan diskusi dengan anggota parlemen di Arizona, salah satu provinsi di Amerika Serikat yang tertarik sekali untuk melakukan investasi langsung ke UMKM-UMKM [di Indonesia] yang bisa mengekspor kebutuhan Amerika,” kata dia.



Lebih lanjut dia mengatakan saat ini sektor UMKM menjadi sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Bahkan kontribusi sektor UMKM cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Untuk itu program pendampingan kepada UMKM sangat penting dilakukan. Sayangnya, lanjut dia, saat ini masih ada kesenjangan dalam mengakses pelatihan maupun permodalan bagi pelaku UMKM khususnya di daerah-daerah.

“Kami atas nama pemerintah juga menyambut baik langkah Sampoerna untuk mendukung program pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Proliga 2024 Siap Digelar, Begini Cara Beli Tiket Promo di Aplikasi PLN Mobile

Proliga 2024 Siap Digelar, Begini Cara Beli Tiket Promo di Aplikasi PLN Mobile
author
Astrid Prihatini WD Rabu, 1 Mei 2024 - 19:50 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pekan Kedua Putaran Pertama PLN Mobile Proliga 2024 akan berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Jatidiri, Semarang pada 2-5 Mei 2024. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA-Pekan Kedua Putaran Pertama PLN Mobile Proliga 2024 akan berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Jatidiri, Semarang, pada 2-5 Mei 2024. Jakarta Electric PLN akan bertindak menjadi tuan rumah. Untuk memudahkan pecinta voli yang ingin menonton langsung gelaran ini di lokasi pertandingan, PLN kembali akan menjual tiket pertandingan melalui aplikasi PLN Mobile.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan PLN berkomitmen penuh untuk mendukung penyelenggaraan kompetisi PLN Mobile Proliga 2024. Termasuk dengan memudahkan pembelian tiket pertandingan melalui aplikasi PLN Mobile dan menyediakan berbagai promo menarik untuk para penonton.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan tiket PLN Mobile Proliga melalui aplikasi PLN Mobile.

Pada pekan pertama di GOR Amongrogo, Yogyakarta tiket di PLN Mobile selalu habis terjual. Untuk pekan kedua, penjualan tiket melalui aplikasi PLN Mobile akan kami lanjutkan untuk mempermudah masyarakat yang ingin menyaksikan langsung pertandingan PLN Mobile Proliga,” ucap Darmawan.

Koran Solopos

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menjelaskan pihaknya masih terus menghadirkan promo Paket Smash di mana pembeli tiket PLN Mobile Proliga melalui aplikasi PLN Mobile akan mendapatkan promo voucher diskon biaya tambah daya listrik hingga 75% dan voucher listrik senilai Rp10.000,-.

“Kami ingin PLN Mobile Proliga menjadi lebih semarak. Beli tiket PLN Mobile Proliga 2024 dapat diskon tambah daya dan voucher listrik,” tutur Edi.

PLN mobile proliga 2024

Poster beli tiket nonton Proliga 2024 melalui aplikasi PLN Mobile. (Istimewa)

Emagazine Solopos

Untuk pekan kedua ini, PLN menyediakan 2 kategori tiket pertandingan yakni Regular Rp100.000  dan VIP Rp150.000.

Berikut adalah cara beli tiket di Proliga di PLN Mobile:

1. Buka aplikasi PLN Mobile. Pilih banner ‘PLN Mobile Proliga’ di halaman terdepan.
2. Simak informasi dan jadwal pertandingan, lalu klik ‘Beli Tiket Proliga’.
3. Pilih tanggal pertandingan, lalu pilih kategori tiket yang Anda inginkan.
4. Klik kategori tiket untuk melihat informasi mendetail terkait kategori tiket yang Anda pilih, atau dapat langsung klik ‘Pilih Tiket’.
5. Di halaman detail pesanan, pilih jumlah tiket yang Anda ingin beli, dan Anda juga dapat mengubah informasi pesanan.
6. Klik ‘Bayar’, selanjutnya akan muncul laman konfirmasi proses pembayaran, klik ‘Yakin’.
7. Pilih metode pembayaran, klik ‘Bayar’. Lakukan proses pembayaran sesuai metode yang dipilih.
8. Jika pembayaran sudah dilakukan, akan muncul notifikasi ‘Pembayaran Berhasil’.
9. Tiket PLN Mobile Proliga akan dikirimkan ke email pemesan dan tersedia di halaman event PLN Mobile Proliga.
10. Voucher tambah daya akan didapatkan setelah melakukan scan penukaran tiket di lokasi pertandingan.

Interaktif Solopos



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories