Soloraya
Jumat, 7 September 2018 - 18:15 WIB

Masih di ICU, Begini Kondisi Kakek Wonogiri Tusuk Perut Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI</strong> — Atmo Rejo, 83, bisa bertahan hidup selama lebih kurang 11 jam dengan pisau tertancap di perutnya sedalam 10 cm, Kamis (6/9/2018). Tim dokter RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri berhasil mengangkat pisau tersebut melalui tindakan operasi.</p><p>Kakek sembilan cucu warga Tukluk, Kerjo Lor, Ngadirojo, Wonogiri tersebut pada Kamis lalu diduga mencoba <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180501/495/913635/kasus-bunuh-diri-wonogiri-naik-2-kali-lipat" title="Kasus Bunuh Diri Wonogiri Naik 2 Kali Lipat">bunuh diri</a> dengan menusuk perutnya pakai pisau. Keluarganya mendapati Atmo dalam kondisi pisau sudah tertancap di perutnya pukul 04.30 WIB.</p><p>Saat itu lelaki yang pernah menikah lima kali itu mengerang kesakitan. Bapak empat anak tersebut lantas dirawat di RSUD Wonogiri.</p><p>Pejabat Humas RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Iwan Sulistya, kepada <em>Solopos.com</em>, Jumat (7/9/2018), menginformasikan operasi pengangkatan pisau di perut Atmo dilakukan sejak Kamis siang. Operasi selesai pukul 16.00 WIB.</p><p>Setelah operasi Atmo dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) dalam kondisi tak sadar. Pada Jumat pagi hingga siang kondisinya membaik. Atmo sadar sepenuhnya dan bisa berkomunikasi dengan baik.</p><p>&ldquo;Tensinya normal, suhu badan 36 derajat Celcius. Hari ini [Jumat] masih dirawat di ICU,&rdquo; kata Iwan.</p><p>Hingga berita ini diunggah, <em>Solopos.com</em> belum dapat menemui Atmo atau keluarganya. Anggota keluarga Atmo tidak ada yang bersedia keluar dari Ruang ICU.</p><p>Petugas satuan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180517/495/916770/tinggalkan-rumah-warga-ponorogo-gantung-diri-di-wonogiri" title="Tinggalkan Rumah, Warga Ponorogo Gantung Diri di Wonogiri">pengamanan</a> (satpam) ruangan tersebut menginformasikan ada dua orang yang menunggu Atmo di ruang perawatan. Petugas satpam bersedia memberi tahu keluarga Atmo bahwa <em>Solopos.com</em> meminta bertemu untuk wawancara di luar ruangan.</p><p>Namun, setelah menunggu selama 45 menit, tidak ada yang keluar ruangan. Menantu Atmo, Sugino, 53, mengatakan keluarganya akan mengawasi lebih ketat setelah kejadian tersebut agar Atmo tak bertindak nekat lagi.</p><p>Dia berdoa Atmo lekas pulih dan bisa kembali bersama keluarga besar. Sugino menceritakan Atmo pernah berupaya bunuh diri dengan gantung diri di pohon mangga depan rumahnya, dua tahun lalu.</p><p>Beruntung, saat itu ada tetangga yang melihat dan langsung memotong tali tambang yang menjerat leher Atmo. Alhasil, nyawa Atmo dapat tertolong.</p><p>Sejak saat itu Sugino dan istrinya, Tarmi, 50, yang merupakan anak Atmo, selalu mengawasinya. Setelah kejadian tersebut Atmo tak menunjukkan perilaku yang mengarah pada tindakan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180404/495/908030/bunuh-diri-wonogiri-dalam-sepekan-3-nyawa-melayang-dengan-cara-gantung-diri" title="BUNUH DIRI WONOGIRI : Dalam Sepekan 3 Nyawa Melayang dengan Cara Gantung Diri">bunuh diri.</a> Bahkan, Atmo selalu salat meski dengan posisi berbaring di tempat tidur.</p><p>&ldquo;Setelah kejadian dua tahun lalu Bapak biasa saja. Bapak sehat dan tak pernah mengeluhkan apa-apa. Kadang keluar rumah, ke warung dekat rumah beli mi ayam, dan sebagainya. Hla kok sekarang mau bunuh diri lagi. Keluarga tak ada yang tahu apa motivasinya,&rdquo; kata Sugino.</p><p><br /><br /></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif