Soloraya
Senin, 5 Desember 2011 - 15:23 WIB

Massa gabungan LSM demo DPRD Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

LONGMARCH--Seratusan massa gabungan LSM melakukan longmarch dari Alun-alun Sasana Langen Putra ke Gedung DPRD Sragen untuk menuntut pertanggungjawaban penggunaan Mobdin DPRD Sragen, Senin (5/12/2011).

Sragen (Solopos.com)--Massa gabungan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Sragen dan para aktivis yang mengaku dari Komite Penyelamat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen menggelar aksi unjuk rasa menuntut pertanggungjawaban penggunaan mobil dinas (Mobdin) DPRD Sragen oleh organisasi kemasyarakatan (Ormas) tertentu, Senin (5/12/2011).

Advertisement

Seratusan orang itu menggelar aksi longmarch sepanjang lebih dari satu kilometer yakni dari Alun-alun Sasana Langen Putra ke Gedung DPRD Sragen. Aparat Polres Sragen yang dipimpin Kabag Ops Polres Sragen, Kompol Yuliana dan Kasatsabhara AKP Hartono mengawal jalannya aksi damai itu.

Dalam orasinya, aktivis yang mengatasnamakan Komite Penyelamat PDIP Sragen, Didik Cahyono, mendesak kepada Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sragen, Bambang Samekto, bertanggung jawab atas penggunaan Mobdin BK oleh Ormas tertentu. Didik mengaku memiliki bukti dan saksi penggunaan Mobdin tersebut.

“Kami atas nama Komite Penyelamat PDIP Sragen menuntut Ketua BK DPRD Sragen mundur dari kursinya. Mobdin dibeli dengan uang rakyat. Kami tidak bermaksud menganggu sidang paripurna hari ini. Kami hanya ingin minta pertanggungjawaban BK atas penggunaan Mobdin oleh pihak lain,” tegas Didik.

Advertisement

Beberapa koordinator aksi dan LSM  diminta masuk ke Gedung Dewan untuk berdialog dengan Pimpinan Dewan dan BK DPRD setelah paripurna usai. Mereka diterima langsung Ketua BK DPRD, Bambang Samekto, didampingi sejumlah anggota BK, Pimwan dan anggota Dewan lainnya di ruang serbaguna DPRD Sragen.

Dalam kesempatan itu, Totok sapaan akrab Bambang Samekto menjelaskan tentang siapa pengguna Mobdin itu. Dia menyatakan pada tanggal 8-10 Oktober Mobdin BK digunakan anggota BK, Thohar Ahmadi, sedangkan pada 22-27 Oktober Mobdin digunakan pengurus DPC PDIP Sragen untuk tugas partai ke Kendal.

“Bukti dua lembar foto Mobdin ini akan kami tindaklanjuti dengan melakukan investigasi. Percayalah saya pribadi tidak pernah meminjamkan Mobdin ini kepada Ormas mana pun. Saat itu pula, saya tengah berobat ke Kuala Lumpur dan setelah itu kunjungan kerja ke luar daerah,” tukasnya.

Advertisement

Penjelasan BK masih dibantah para aktivis LSM. Sempat terjadi ketegangan dalam ruang pertemuan itu. Apalagi ketika Didik Cahyono unjuk gigi, Totok langsung berang lantaran tidak mengakui Didik sebagai kader PDIP. Setelah beberapa waktu, akhirnya kondisi bisa terkendali dan massa bubar.

(trh)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif